Jakarta, Purna Warta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merespons temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengenai peredaran narkoba yang telah menyasar anak-anak. KPAI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena ini.
Baca juga: Jokowi Serahkan ke Prabowo Jika PDIP Merapat
“KPAI mengajak semua pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap penyalahgunaan narkotika di kalangan anak-anak. Jika anak-anak menjadi sasaran, masa depan bangsa ini terancam karena mereka akan memegang peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Komisioner KPAI, Kawiyan, Sabtu (21/9/2024).
Kawiyan juga meminta BNN dan Polri meningkatkan upaya pencegahan narkotika, serta mengajak masyarakat, sekolah, dan dunia usaha untuk mendukung langkah-langkah pencegahan. “BNN dan Kepolisian harus menjangkau setiap titik yang memungkinkan terjadinya peredaran narkotika,” tambahnya.
Selain itu, Kawiyan menyoroti warnet-warnet yang kerap menjadi tempat peredaran narkotika, terutama bagi anak-anak. Ia menyebut warnet yang menyediakan game online sering kali menjadi sasaran pengedar narkotika, karena anak-anak yang bermain ingin memiliki stamina lebih untuk bermain dalam durasi panjang.
“Warnet memang rawan jadi tempat peredaran narkotika. Anak-anak ingin meningkatkan stamina untuk bermain game lebih lama, sehingga mereka menjadi target pengedar narkotika,” ungkap Kawiyan.
Selain peredaran narkoba, Kawiyan juga menyoroti risiko warnet terhadap pornografi dan judi online. Ia mendesak agar pemerintah, polisi, dan masyarakat melakukan kontrol lebih ketat terhadap keberadaan warnet.
Kawiyan menegaskan pentingnya sinergi antar Kementerian dan Lembaga dalam meningkatkan pengawasan dan pencegahan narkotika di kalangan anak-anak. Para pengedar harus dihukum berat, sementara upaya pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk orang tua dan organisasi keagamaan.
Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukom, menyatakan bahwa peredaran narkoba kini tak hanya terbatas pada kalangan atas, tetapi juga telah merambah hingga ke perkampungan dan menyasar anak-anak. Ia menekankan bagaimana jaringan bisnis narkoba memanfaatkan struktur sosial untuk menyebarkan narkoba.
“Peredaran narkoba sudah menjalar hingga ke kampung-kampung, nelayan, pekerja perkebunan, dan bahkan anak-anak,” ujar Marthinus pada Jumat (20/9) di Jakarta Timur.
Marthinus juga mencontohkan dampak sosial narkoba, seperti kasus pembunuhan seorang penjual gorengan, Nia, di Padang, yang dilakukan oleh buron narkoba. “Pelaku adalah buron narkoba selama enam tahun, dan ketika ditangkap ditemukan alat pengisap narkoba,” katanya.
Baca juga: Produk Pangan RI Semakin Banyak yang Impor
Ia menambahkan bahwa narkoba juga berdampak pada kejahatan, kekerasan seksual, dan kriminalitas lainnya. Jika tidak ditangani secara komprehensif, kejahatan-kejahatan jalanan akan semakin meningkat.
Fenomena penyalahgunaan narkoba di kalangan anak-anak sudah menyebar ke berbagai tempat, termasuk warnet-warnet. “Di Medan, ketika razia di wartel, ditemukan bahwa banyak pengguna narkoba adalah pemain wartel. Ini adalah fenomena kejahatan yang menghancurkan moral,” kata Marthinus.