Jakarta, Purna Warta – Kemajuan teknologi membuat beberapa akses semakin mudah, di antaranya mengenai peminjaman uang yang kini bisa via online atau istilahnya pinjol. Bagi sebagian orang, termasuk generasi Z, kemudahan pinjol menjadi solusi di saat membutuhkan uang cepat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengguna pinjol didominasi oleh generasi Z dan milenial dengan kredit mencapai Rp 27,1 triliun atau setara 54,06% per Juli 2023.
Meski nilai kreditnya tinggi, sebagian orang cenderung melihat pinjol sebagai platform yang lebih banyak membawa dampak negatif, terutama bagi generasi Z. Hal ini terungkap dalam beberapa tahun terakhir, di mana banyak generasi Z yang stres karena teror dan ancaman dari debt collector serta adanya kasus bunuh diri karena terjerat utang pinjol.
Berkaca dari hal tersebut, utang pinjol bisa jadi salah satu pemicu masalah kesehatan mental, terutama bagi generasi Z yang belum stabil secara finansial. Banyak di antara mereka yang mengalami tekanan mental karena kesulitan melunasi utang pinjol.
Meski begitu, pinjol juga dapat membawa banyak manfaat, terutama dalam situasi mendesak jika digunakan dengan bijak.
“Buat saya bagus-bagus aja. Memang dia ibarat pisau, dia bermata dua gitu kan. Artinya kalau kita gunakan secara bijak sesuai dengan kebutuhan kita, ya itu akan membantu,” kata perencana keuangan Andy Nugroho kepada detikcom, ditulis Sabtu (30/12/2023).
Menurut Andy, pinjol dapat memberikan bantuan finansial yang penting jika digunakan dengan tepat, misalnya ketika orang tua sakit tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk keperluan tersebut.
Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, maka pinjol dapat memberikan risiko yang tidak bisa dihindari, salah satunya adalah mengorbankan kebutuhan lain yang lebih penting demi melunasi utang pinjol.
Selain itu, jika keuangan tidak memungkinkan untuk membayar utang pinjol, seperti generasi Z yang belum stabil secara finansial, maka mereka akan mengalami stres karena tidak mampu melunasinya.
Andy sangat menekankan untuk menggunakan pinjol dengan bijak. Jika sudah terlanjur mempunyai banyak utang pinjol, ia menyarankan untuk melunasi utang tersebut dan jangan membuat utang baru. “Sekarang udah terlanjur terlanjur banyak utang, lunasin dulu utangnya. Jangan bikin utang baru,” kata Andy.
Selain itu, Andy juga menyarankan untuk mempertimbangkan prioritas pelunasan utang pinjol.
“Dan kalaupun ketika melunasi dipilih-pilih lagi, mana yang kira-kira memungkinkan langsung kita lunasin. Yang bunganya paling gede itu yang dilunasin lebih dahulu,” tambahnya.
Maka dari itu, Andy menyarankan untuk menggunakan pinjol dengan bijak agar kondisi finansial dan kesehatan mental generasi Z tetap terjaga. Pelajari dampaknya, kelola keuangan dengan hati-hati, dan prioritaskan pelunasan utang untuk memastikan stabilitas finansial jangka panjang.
Jadi pinjol juga memiliki manfaatnya tersendiri yang mana jika digunakan dengan benar akan menjadi solusi, namun demikian, terkadang pinjol juga menjadi berbahaya apabila tidak ada kendali atas penggunaannya.