Jakarta, Purna Warta – Pada perayaan HUT ke-497 Jakarta yang bertema ‘Jakarta Kota Global Berjuta Pesona’, Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih dikenal sebagai Ahok atau BTP, menekankan dua masalah krusial yang harus segera diatasi di DKI Jakarta.
Baca juga: Daftar 100 Perusahaan Fintech Atau Pinjol yang Memiliki Izin dari OJK
Dalam sebuah acara yang diadakan di Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/6/2024), Ahok berbicara tentang tantangan utama yang dihadapi kota ini dan menawarkan solusi untuk menghadapinya.
Dia menyatakan bahwa salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk mengurangi kemacetan dan mengelola kepadatan permukiman adalah dengan menciptakan lebih banyak jalur alternatif.
Ahok menawarkan konsep pembangunan vertikal di kawasan padat penduduk. Menurutnya, jika warga setuju untuk bekerja sama, mereka bisa menggabungkan lahan mereka dan membangun ke atas, dengan imbalan menerima kompensasi lahan tiga kali lipat dari luas asli.
Misalnya, jika seseorang memiliki tanah seluas 100 meter persegi, mereka bisa mendapatkan 300 meter persegi di pembangunan baru ini. Sebagian dari lahan baru tersebut bisa digunakan untuk membuat taman dan jalur alternatif, yang akan membantu meredakan tekanan pada infrastruktur jalan yang ada.
Ahok juga menekankan bahwa solusi ini memungkinkan adanya penggunaan ruang yang lebih kreatif, seperti jalur sepeda yang melintasi taman dan sungai, bukan hanya mengikuti jalan yang ada.
Dengan cara ini, tata kota dapat ditingkatkan secara signifikan, dan mobilitas di Jakarta dapat diperbaiki tanpa harus mengandalkan infrastruktur jalan yang ada.
Menurutnya, pengelolaan anggaran di Jakarta harus dilakukan dengan transparan agar masyarakat merasa percaya bahwa pajak yang mereka bayar digunakan dengan baik.
Ahok mengingatkan bahwa pajak yang dibayar oleh warga Jakarta cukup tinggi, dan oleh karena itu, mereka berhak mengetahui bagaimana uang mereka digunakan.
Transparansi ini, menurut Ahok, adalah kunci untuk mendorong keinginan warga untuk membayar pajak dan berpartisipasi dalam pembangunan kota.
Ahok juga menyuarakan kekhawatirannya bahwa jika pengelolaan anggaran tidak dilakukan dengan terbuka dan akuntabel, lama-kelamaan masyarakat mungkin akan enggan membayar pajak.
Baca juga: Lion Air Buka Rute Lombok-Balikpapan Demi Dukung Perkembangan IKN
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa transparansi dalam anggaran harus menjadi prioritas untuk memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam pengelolaan keuangan kota.
Dalam konteks perayaan ulang tahun Jakarta yang hampir mencapai setengah abad ini, pesan Ahok sangat relevan.
Dengan fokus pada perbaikan tata kelola kota dan transparansi anggaran, Jakarta dapat berkembang lebih jauh menuju visi sebagai kota global yang memiliki daya tarik dan efisiensi yang lebih tinggi.