Purna Warta – Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan sebanyak 23 kantor wilayah Khilafatul Muslimin di berbagai daerah tengah diselidiki Polri.
Beberapa kantor sudah digeledah setelah pimpinan mereka ditangkap karena ada indikasi pidana seperti kantor di Lampung hingga Klaten.
Dedi mengatakan unsur gabungan dari polres, polda, hingga back up dari Mabes Polri dan Densus 88 diturunkan.
“Semuanya didalami, ada 23 kantor wilayah kelompok Khilafatul Muslimin itu lagi di dalami oleh teman-teman, baik dari Polres, Polda, termasuk backup Mabes Polri, Densus 88 dalam rangka kasus tersebut,” kata Dedi saat ditemui di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, Sabtu (11/6).
Dedi merinci 23 kantor Khilafatul Muslimin itu juga tersebar hingga Kalimantan dan Sulawesi. Ia mengatakan kepolisian setempat tengah melakukan pemetaan terhadap kelompok tersebut di wilayahnya masing-masing.
Hasil pemetaan itu, lanjut dia, akan dikoordinasikan dengan pihak Polres dan Polda setempat untuk didalami lebih lanjut.
“Melakukan pendalaman sejauh mana keterlibatan kelompok dalam rangka menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan UU termasuk tindakan-tindakan lain yang membuat suatu kegaduhan di masyarakat,” kata Dedi.
Di sisi lain, Dedi menjelaskan aksi yang dilakukan kelompok Khilafatul Muslimin selama ini sifatnya mencari momentum. Polisi selama ini telah memantau kegiatan kelompok tersebut selama tak melakukan aksi yang membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
“Tentunya ketika melakukan aksi suatu kegaduhan di masyarakat berupa konvoi membagikan, menyebarkan di Medsos nah itu sudah mengganggu persatuan dan kesatuan NKRI,” kata dia.
Sebagai informasi, pimpinan tertinggi kelompok Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja telah ditangkap Polda Metro Jaya dan ditetapkan tersangka pada Selasa (7/6) lalu.
Baraja disebut mendukung khilafah melalui aksi konvoi kendaraan motor serentak di Pulau Jawa. Polisi menyampaikan Baraja ditangkap juga diduga terkait tindakan provokasi, penyebaran berita bohong terhadap pemerintahan sah, dan mempromosikan khilafah sebagai solusi untuk mengganti ideologi negara.
Berangkat dari kasus ini, Polisi melakukan penyegelan terhadap kantor pusat kelompok Khilafatul Muslimin yang berada di Lampung. Polisi juga telah melakukan penangkapan pengurus di beberapa wilayah.
Pihak kelompok Khilafatul Muslimin sebelumnya telah membantah bahwa kelompok mereka berupaya mengganti Pancasila dengan Khilafah.
Setelah Baraja, kini dua tokong penting di kantor pusat Khilafatul Muslimin di Lampung itu juga ikut ditangkap.
“Dua orang ini merupakan tokoh penting di kantor pusat Khilafatul Muslimin,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, mengutip detikcom, Sabtu (11/6)
Hengki belum memerinci identitas dua tokoh penting Khilafatul Muslimin yang ditangkap ini. Keduanya ditangkap di kantor pusat Khilafatul Muslimin, Bandar Lampung, Lampung, siang ini.
Keduanya saat ini diamankan di Polresta Bandara Lampung untuk diinterogasi. Belum ada informasi lebih lanjut jabatan kedua tokoh penting dimaksud.
Sebelum di Lampung, polisi menangkap para petinggi Khilafatul Muslimin di Klaten, Cirebon hingga Surabaya.
Polisi sebelumnya mengklaim menemukan sejumlah buku terkait ISIS dan NII dari penggeledahan kantor pusat Khilafatul Muslimin di Lampung. Temuan barang bukti itu kini didalami penyidik terkait paham ajaran yang rutin disebarkan oleh ormas Khilafatul Muslimin.
Namun demikian polisi belum memerinci jumlah buku-buku dan dokumen terkait kelompok teroris yang disita petugas dari kantor Khilafatul Muslimin. Barang bukti itu masih diperiksa oleh penyidik.
“Pokoknya banyak, lagi dipilah-pilah, pokoknya terkait NII, ISIS dan khilafah,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan beberapa waktu lalu.