Ini Motif Bjorka hingga Berani Ganggu Keamanan Indonesia

Jakarta, Purnawarta – Publik saat ini dibuat gempar oleh seorang hacker Bjorka. Lantas hal itu memicu pertanyaan terhadap motif asli hacker Bjorka hingga berani ganggu keamanan Indonesia.

Sang hacker mengungkap motif aslinya. Orang dekatnya menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965. Langkah terbaru Bjorka adalah mendoxing Muchdi Purwopranjono lengkap dengan data pribadinya. Bjorka menuding Muchdi Pr sebagai dalang kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.

Setelah itu, Bjorka ternyata memilih curhat di Twitter. Tentu cerita ini tidak bisa dikonfirmasi asli atau cuma karangan saja. Dia mengungkap alasan mengganggu Indonesia adalah cara baru untuk demonstrasi. Kata dia pemimpin teknologi jangan seorang politisi atau tentara.

“Pemimpin tertinggi dalam teknologi harusnya ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari tentara. Karena mereka cuma orang bodoh,” kata Bjorka memulai ceritanya seperti dilihat di akun Twitter, Minggu (11/9/2022).

Bjorka mengungkap betapa mudahnya membobol data yang dikelola pemerintah Indonesia. Dia pun mendedikasikan aksi ini untuk seorang kawan orang Indonesia di Warsawa, Polandia.

“Saya punya seorang kawan baik di Warsawa dan dia banyak bilang betapa kacaunya Indonesia. Saya melakukan ini untuk dia,” kata dia.

Orang ini kata Bjorka sudah kehilangan status WNI akibat kebijakan tahun 1965. Jadi, jangan repot-repot mencari orangnya lewat Kemlu, kata dia. Bjorka bilang sosok itu adalah kakek tua yang cerdas.

“Dia tidak lagi diakui Indonesia sebagai warga negara karena kebijakan 1965. Walaupun dia seorang bapak tua yang sangat cerdas,” kata Bjorka.

Kata Bjorka, orang ini mengurus dirinya sejak dia lahir. Sosok ini ingin pulang membangun Indonesia dengan teknologi. Meskipun, dia juga melihat hal yang menyedihkan untuk menjadi seorang seperti BJ Habibie. Sampai akhir hayatnya tahun lalu, sosok ini tidak bisa pulang ke Indonesia.

“Tahun lalu dia meninggal dunia. Orang tua ini sudah mengurus saya sejak saya lahir. Dia ingin pulang dan melakukan sesuatu dengan teknologi, meskipun dia lihat betapa sedihnya menjadi seorang Habibie. Dia tidak punya waktu untuk melakukannya sampai akhirnya meninggal dengan damai,” kata Bjorka.

Bjorka mengatakan langkah dia mengganggu Indonesia adalah cara dia mewujudkan mimpi almarhum. Almarhum ingin Indonesia menjadi lebih baik lagi. Tapi sekali lagi, cerita Bjorka ini tidak bisa dikonfirmasi apakah asli atau karangan belaka.

“Kami punya tujuan yang sama, agar negara tempat dia lahir bisa berubah untuk menjadi lebih baik. Senang berkenalan dengan Anda semua,” ungkap Bjorka.

Seperti diketahui kebijakan 1965 yang dimaksud adalah terkait dengan orang-orang eksil. Para eksil adalah generasi muda Indonesia di awal tahun 1960-an yang dikirim kuliah ke negara-negara blok Timur oleh pemerintah Orde Lama.

Setelah perubahan bentuk pemerintah di Indonesia pada tahun 1965, para eksil ini tidak dapat kembali ke Indonesia lantaran anggapan bahwa mereka adalah PKI. Saat ini, para eksil dan keturunannya justru tersebar di negara-negara Eropa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *