Jakarta, Purnawarta – Dugaan bocornya data penumpang Malindo Air dikabarkan mencapai 45 juta. Data itu diunggah secara online.
Mengutip The Star, Rabu (7/9/2022), basis data itu tersedia pada 3 September lalu. Pengunggah menyertakan email dan alamat rumah, tanggal lahir, nomor paspor, dan nomor telepon pelanggan maskapai itu.
Pemeriksaan cepat mengungkapkan bahwa tidak semua 45 juta data dalam database itu valid. Karena beberapa di antaranya berisi data dummy dan data salinan.
Seorang pengguna di forum juga mengaku memiliki file yang berisi ID penumpang, nama lengkap, kontak darurat, kewarganegaraan, serta paspor dan tanggal kedaluwarsa. Tapi dia belum mengunggah ke database ini.
Malindo Air, yang telah berganti nama menjadi Batik Air, belum mengeluarkan pernyataan tentang keaslian klaim tersebut.
Kebocoran data asli ditemukan pada 2019 oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky. Mereka memberi tahu pengguna di Malaysia dan Thailand bahwa info pribadi 45 juta penumpang Malindo Air dan Thai Lion Air telah bocor.
Diketahui keduanya anak perusahaan Lion Air Group. Data itu telah diunggah online dengan ada bagian-bagian dari database yang ditawarkan untuk dijual.
Kebocoran itu diakui oleh pihak maskapai. Dalam sebuah pernyataan, dikatakan temuannya mengungkapkan bahwa dua mantan karyawan penyedia layanan e-niaganya, GoQuo (M) Sdn Bhd di pusat pengembangan di India telah mengakses dan mencuri data pribadi pelanggan secara tidak benar.
Pada saat itu, Malindo mengatakan bahwa kebocoran telah diatasi, tanpa ada rincian pembayaran kompromi ke pelanggan.