Purna Warta – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan butuh waktu sekitar 22 tahun untuk memberangkatkan jemaah haji yang masuk dalam daftar antrean.
Berdasarkan keterangan Ketua BPKH Anggito Abimanyu, hingga Jumat (4/6) antrean jemaah haji mencapai 5.017.000 orang. Sementara setiap tahun Indonesia mendapat jatah kuota sekitar 220.000 orang. Tahun ini Indonesia tak mengirim lagi jemaah haji ke Tanah Suci.
“Jadi jika per tahun kuota haji Indonesia misalkan tetap 220.000 orang, setidaknya memerlukan waktu setidaknya 22 tahun,” demikian dikutip dari rilis resmi Kemenko PMK.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan keputusan tak memberangkatkan jemaah haji merupakan kebijakan sulit. Menurutnya, keputusan itu mesti diambil demi menjaga keselamatan jemaah di masa pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan keputusan pahit ini adalah pil yang justru menjadi obat untuk kita semua. Bukan sesuatu yang harus kita sesali. Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa berangkat seperti sedia kala,” kata Muhadjir melalui keterangan tertulis, Jumat (4/6).
Muhadjir mengatakan keselamatan masyarakat menjadi pertimbangan terbesar dalam peniadaan ibadah haji tahun ini. Terlebih, ada ratusan ribu orang yang akan terbang dalam setiap pelaksanaan haji.
“Jumlah yang berangkat itu ratusan ribu. Tentu saja tidak mudah untuk mengelola mereka terutama dalam kaitannya dengan status kesehatannya,” ujarnya.
Muhadjir pun memastikan pengelolaan dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) aman dan pengelolaanya berjalan dengan sangat baik.
“Bisa kita pastikan bahwa pengelolaan dana haji dilaksanakan dengan sangat profesional, prudent, penuh kehati-hatian dan semuanya aman,” katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Kementerian Agama memutuskan tak memberangkatkan jemaah haji Indonesia tahun 1442 H/2021 M. Dengan demikian, sudah dua tahun Indonesia tak mengirim jemaah untuk ibadah haji di Tanah Suci.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jendral Haji dan Umrah Kementerian Agama, Khoirizi mengakui antrean calon jemaah haji Indonesia makin panjang imbas dua tahun berturut-turut tak mengirimkan kloter ke Arab Saudi.
“Tentu pasti dampaknya itu ya antrean makin panjang. Kedua, usia jemaah makin bertambah juga ya. Itu dampaknya. Apakah ini enggak menimbulkan persoalan? Persoalan lho,” kata Khoirizi, Kamis (3/6).
(cnnindonesia)