PurnaWarta – Permintaan maaf ini muncul setelah penelitian mengungkap kekerasan yang dilakukan Belanda saat masa kolonial di Indonesia. (The Netherlands Institute for Military History (NIMH)/collection Stoottroepen Museum/REUTERS)
PM Rutte memaparkan atas nama pemerintah Belanda, ia menyampaikan permintaan maaf terdalam kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada masa penjajahan. Rutte juga menyesal pemerintah Belanda sebelumnya menutup mata terhadap masalah ini. (ANRI/IPPHOS/REUTERS)
Dalam studi yang dilakukan selama empat tahun oleh peneliti Belanda dan Indonesia, diketahui tentara Belanda membakar desa-desa, melakukan penahanan massal, penyiksaan, dan mengeksekusi masyarakat pada 1945-1949. Kekerasan ekstrem ini dilakukan dengan dukungan diam-diam dari pemerintah. (The Netherlands Institute for Military History (NIMH)/collection Stoottroepen Museum/REUTERS)
Peneliti mengungkap kejahatan itu meliputi penahanan massal, penyiksaan, pembakaran kampung, eksekusi, dan pembunuhan warga sipil. Kekerasan ini terjadi saat Belanda ingin mempertahankan bekas jajahannya setelah Indonesia menyatakan kemerdekannya pada 1945. Belanda lalu mundur pada 1949. (National Archives/REUTERS)
Peneliti menyebut bahwa pihak Belanda mulai dari politikus, pejabat, pegawai negeri, hakim, dan sebagainya mengetahui tentang kekerasan ekstrem dan sistematis itu. Permintaan maaf PM Rutte kali ini adalah pengakuan pertama pemerintah Belanda bahwa ada kekerasan brutal yang disengaja secara efektif selama penjajahan ratusan tahun berlangsung. (ANRI, IPPHOS/REUTERS)