Purnawarta – Pelancong dari Bulgaria ramai-ramai berkunjung ke Turki untuk berbelanja pada malam Natal. Anjloknya nilai tukar lira membuat harga barang-barang di Turki menjadi relatif lebih murah di mata orang asing. (AP Photo/Emrah Gurel).
Seorang turis asal Bulgaria menukar lev dengan lira di salah satu tempat penukaran mata uang di Edirne, sebuah kota di Turki yang berbatasan dengan Bulgaria, pada Jumat (24/12). (AP Photo/Emrah Gurel).
Para wisatawan asal Bulgaria memadati pertokoan di sebuah bazar di Kota Edirne. Lahan parkir dipenuhi mobil-mobil berpelat asing, jarang ditemukan pelat warga lokal. Pelemahan lira dimanfaatkan oleh turis asal Bulgaria, terutama yang tinggal di perbatasan, untuk membeli beragam barang kebutuhan sehari-hari di toko kelontong di Turki. (AP Photo/Emrah Gurel).
Pimpinan Koperasi Pasar Ulus di Kota Edirne Bulent Resoglu mengungkapkan jumlah orang asing yang berbelanja meningkat empat kali lipat dari biasanya. Tak hanya dari Bulgaria, turis asing juga ada yang berasal dari Yunani. Mereka menukar euro menjadi lira. (AP Photo/Emrah Gurel).
Turki tengah menghadapi krisis ekonomi dengan inflasi di atas 21 persen. Kondisi itu membuat harga pangan hingga bahan bakar menanjak. Namun, bagi warga Bulgaria, harga barang-barang di Turki jauh lebih murah karena pelemahan lira. Lira babak belur hingga menyentuh level terendahnya pada 20 Desember 2021, 18,36 lira per dolar AS, atau anjlok 60 persen sejak awal tahun. Lira melemah di tengah desakan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan untuk menekan suku bunga acuan yang saat ini di level 14 persen. (AP Photo/Emrah Gurel).
Pelemahan lira berhasil diredam usai Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengumumkan akan mengelurkan instrumen keuangan demi melindungi simpanan lira dari fluktuasi nilai tukar. Kurs lira ditutup di level 10,83 per dolar AS pada penutupan pekan lalu atau melemah 40 persen sejak awal tahun. (AP Photo/Emrah Gurel).