PurnaWarta – ‘Canner’ Laurentino Marin mencari kaleng dan botol untuk didaur ulang di sebuah lingkungan di Brooklyn pada Rabu (27/10) lalu. Ia yang berusia 80 tahun adalah satu dari 10 ribu imigran jompo dari Amerika Latin yang menjadi pemulung di New York. (Photo by Ed JONES / AFP).
Memulung adalah bagian penting dari upaya daur ulang sampah. Tapi pekerja itu masuk kategori informal yang tidak mendapat asuransi kesehatan. (Photo by Ed JONES / AFP)
Selain di perumahan, ia juga mencari kemasan plastik berisi sampah yang berserakan di trotoar, menunggu pengumpulan dari dinas kebersihan kota. (Photo by Ed JONES / AFP).
Foto berikut adalah gambaran tumpukan kaleng dan botol minuman bekas hasil pulungannya. Ini akan ditumpuk di tempat pengumpulan di Brooklyn. (Photo by Ed JONES / AFP).
Pekerjaan ia lakukan karena Marin tak menerima bantuan apa pun untuk bertahan hidup. Dari pekerjaannya memulung itu, dia mendapat penghasilan rata-rata US$30-US $40. Penghasilan cukup untuk menambah pendapatan putrinya dari binatu. Penghasilan itu cukup digunakan untuk membayar sewa bulanan rumah US$1.800. (Photo by Ed JONES / AFP).
Marin saat menunjukkan kartunya sebelum menerima pembayaran untuk kaleng daur ulang yang dicarinya. Itu terlihat di tempat pengumpulan di Brooklyn pada Senin (18/10) lalu. (Photo by Ed JONES / AFP).