PurnaWarta – Lahore di Pakistan menjadi kota paling berpolusi di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) naik di atas 700. (Photo by Arif ALI / AFP)
Mata yang berwarna merah seolah menjadi ‘identitas’ penduduk Lahore. Batuk menjadi hal yang biasa di sana. Mobil-mobil pun terpaksa menyalakan lampu depan mereka di siang hari akibat asap yang begitu tebal. (Photo by Arif ALI / AFP)
Kota dengan jumlah populasi penduduk hampir 11 juta itu sebenarnya merupakan salah satu pusat kebudayaan di Pakistan. Namun, pamor itu kini tercemar oleh asap yang menyelimuti. (Photo by Arif ALI / AFP)
“Dia batuk-batuk dan tak bisa bernapas dengan baik. Kami pikir itu mungkin Covid-19. Tapi, dokter mengatakan bahwa dia mengalami radang paru-paru karena kabut asap,” ujar Syed Hasnain berkisah tentang anaknya yang tengah dirawat di rumah sakit. (Photo by Arif ALI / AFP)
Anak-anak menjadi satu hal yang paling dikhawatirkan. Seorang guru, Nadia Sarwar, kerap melihat murid-muridnya belajar dengan mata merah dan iritasi. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat telah mencoba membuat alat pembersih udara sendiri. Mereka juga menuntut adanya kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. (Photo by Arif ALI / AFP)