PurnaWarta – Ratusan warga Myanmar antre berbaris untuk mengisi wadah dengan air di Yangon pada 14 Maret lalu. Hal itu terjadi ketika ribuan orang di negara itu menghadapi kekurangan air sebagai imbas dari pemadaman listrik dan krisis ekonomi yang dipicu ketidakstabilan politik di negara itu. Akibat konflik, ekonomi Myanmar terkontraksi minus 18 persen pada tahun lalu dan diperkirakan tidak tumbuh pada tahun ini. Karena kondisi itu, Myanmar sempat disebut akan bangkrut seperti Sri Lanka. (Photo by AFP).
Tak hanya Myanmar dan Sri Lanka, masalah ekonomi dan kebangkrutan sekarang juga mengintai banyak negara. Pertama, Mesir. Inflasi negeri itu melonjak hampir 15 persen pada April 2022 hingga mengakibatkan sepertiga dari 103 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan. Padahal, sebelum masalah ekonomi terjadi, masyarakat Mesir sudah menderita akibat program reformasi ambisius pemerintah Mesir yang memangkas subsidi bahan bakar, air, hingga listrik. (Photo by Khaled DESOUKI / AFP).
Kedua, Afghanistan. Ekonomi mereka terhuyung-huyung akibat krisis mengerikan sejak Taliban mengambil alih sejak AS dan sekutunya menarik pasukan mereka tahun lalu. Akibat masalah itu, separuh dari 39 juta penduduk negara itu menghadapi ancaman kelaparan. Tak hanya itu, masalah ekonomi juga membuat PNS, dokter, perawat, guru terancam tidak mendapatkan gaji selama berbulan-bulan. (AP Photo/Hussein Malla).
Ketiga, Turki. Negara itu terjebak dalam krisis setelah inflasi mencapai lebih dari 60 persen. Mata uang lira Turki pun jatuh ke posisi terendah sepanjang masa terhadap euro dan dolar AS sejak tahun lalu. (AP Photo/Burhan Ozbilici).
Ketiga, Turki. Negara itu terjebak dalam krisis setelah inflasi mencapai lebih dari 60 persen. Mata uang lira Turki pun jatuh ke posisi terendah sepanjang masa terhadap euro dan dolar AS sejak tahun lalu. (AP Photo/Burhan Ozbilici).