Tehran, Purna Warta – Di masa kelangkaan air dan kekeringan yang sangat diharapkan adalah datangnya awan yang membawa air hujan, namun awan berlalu tanpa hujan atau dengan sedikit hujan akan mengecewakan harapan masyarakat, terutama para petani.
Kondisi minim Hujan dalam beberapa tahun terakhir telah memperburuk krisis kekeringan dan mendorong semua orang untuk menemukan cara untuk mengelola situasi tersebut. Menurut statistik, jumlah curah hujan di bulan pertama tahun 1401-1400 hanya mencapai 20% lebih sedikit dari tahun lalu.
Baca Juga : Iran Kritik DK PBB yang Dijadikan Alat Kepentingan Bagi Negara-Negara Tertentu
Sekarang para peneliti Republik Islam Iran di sebuah perusahaan berbasis pengetahuan telah melokalisasi teknologi canggih yang dapat memecahkan masalah ini, yakni radar kesuburan awan.
Teknologi ini sangat kompleks dan sensitif dan formula aslinya tidak dapat ditemukan di basis data ilmiah mana pun di dunia. Namun berkat perusahaan berbasis pengetahuan ini, negara Iran kita telah menjadi pemilik radar canggih ini, dan dengan pencapaian besar ini, langkah besar dapat diambil untuk meningkatkan curah hujan dan mengatasi kekurangan air.
Karena teknologi canggih pengontrol awan ini, Iran menjadi satu-satunya negara di Asia Barat yang membuat radar asli tersebut.
Apa yang terjadi dengan kesuburan awan?
Ada alasan ilmiah kenapa awan tidak datang membawa air hujan. Perubahan uap air dari awan menjadi hujan membutuhkan suhu dingin, dan pemanasan global serta polusi udara dapat mencegah proses ini. Untuk mengatasi masalah ini, bahan dingin harus disuntikkan ke awan dengan seperangkat peralatan, tetapi parameter terpenting dalam proses pekerjaan ini adalah identifikasi titik-titik awan yang memiliki akumulasi uap air dan dapat menurunkan air hujan. Jika koordinat yang tepat ini tidak ditentukan, pesawat menyemprotkan material akan sia-sia tersebar di berbagai titik dan tidak dapat menyebabkan hujan sedikit pun, Baik materi, waktu, dan energi terbuang percuma, bahkan akan mengganggu proses alami awan.
Baca Juga : Iran Kembali Pada JCPOA Asalkan AS Serius dan Realistis
Karena itulah mengapa para ahli mengatakan penyemaian awan harus memiliki radar khusus untuk mendeteksi karakteristik dan perilaku awan, dan itulah bagian paling rumit dari penelitian ini. Radar-radar ini sebenarnya adalah mata dari proses pekerjaan ini.
Mengapa teknologi ini sangat begitu strategis?
Radar kesuburan awan, seperti sistem canggih lainnya, memiliki dua komponen utama; Perangkat keras dan perangkat lunak.
Bagian penting dari radar adalah perangkat lunaknya, dimana perangkat tersebut harus dapat menentukan dengan perhitungan yang rumit secara tepat di mana drone atau pesawat pengangkut awan akan ditempatkan untuk dilakukan penyuntikan bahan beku. Penting untuk dicatat bahwa satelit meteorologi konvensional hanya menunjukkan area langit yang terbatas pada perbedaan awan yang ada, namun penentuan titik di awan yang memiliki jumlah uap air yang signifikan membutuhkan perhitungan yang rumit. Itulah sebabnya perangkat lunak radar ini dikenai sanksi internasional dan tidak ada negara yang mau memberikannya kepada Iran.
Akibatnya, pada tahun-tahun sebelumnya, terlepas dari kenyataan bahwa negara Iran memasok komponen perangkat keras dengan uang dalam jumlah besar, Iran tidak dapat menggunakan perangkat yang dibeli untuk menyelesaikan masalah curah hujan dan kekeringan. Namun dalam program multi-tahun khusus, para peneliti di perusahaan berbasis pengetahuan Ghaem Moj-e Ghaem Iran telah mampu sepenuhnya melokalisasi teknologi perangkat lunak canggih ini dan bahkan membuat komponen perangkat keras lebih efisien dan efektif daripada model asing.
Baca Juga : Finlandia Dan Swedia Menjadi Anggota NATO
Apa saja fitur radar buatan Iran?
Radar pertama-tama menetap di area geografis yang sesuai dan pada hari yang cerah dan dalam kondisi cuaca yang menguntungkan, lalau proses pemindaian dan identifikasi di berbagai bagian area seperti pegunungan, pohon, dan pelengkap alami dilakukan untuk dapat menghapus item ini dari data yang diterima dari area tersebut dan selanjutnya mendeteksi keberadaan awan.
Radar canggih ini kemudian mulai memindai berbagai lapisan awan secara vertikal dan horizontal, yang dilakukan dengan mengirimkan gelombang, menerima pantulannya, dan memproses data yang diterima. Sebuah proses yang melibatkan kalibrasi berat; Karena kekuatan gelombang yang ditransmisikan berubah sepanjang jalan bolak-balik. Di sisi lain, awan bergerak secara alami, yang membuatnya lebih sulit.
Baca Juga : Korea Utara Klaim Pembentukan NATO Versi Asia Oleh AS Sebuah Ancaman
Ketika data mencapai sistem pemrosesan pusat, lalu menentukan dengan tepat garis lintang, garis bujur, dan ketinggian wilayah di mana kerapatan uap air yang tinggi berada. Setelah itu pesawat atau drone akan mengetahui secara persis di mana harus menyuntikkan refrigerant supaya terjadi hujan.