Teheran, Purna Warta – Pusat teknologi dan inovasi khusus pertama yang Bernama Rasa untuk industri nuklir diresmikan di hadapan wakil presiden untuk sains dan teknologi, Sorena Sattari, dan presiden organisasi energi atom, Ali Akbar Salehi.
Menurut keterangan dari Markas Besar Budaya Ekonomi Berbasis Pengetahuan, pusat ini didirikan sebagai pusat teknologi dan inovasi ekspresif di Institut Riset Sains dan Teknologi Nuklir, sedangkan tujuan utama pendiriannya adalah menciptakan ekologi teknologi dan pengembangan inovasi.
Penerapan 20 inti teknologi
20 perusahaan dan pusat teknologi telah didirikan di dalamnya. Perusahaan-perusahaan ini telah dipilih dan disaring dari 70 perusahaan. Dengan melihat pada adanya kapasitas dan infrastruktur yang diperlukan, termasuk laboratorium dan tenaga kerja ahli dan mumpuni, untuk menerima pekerjaan di 20 bidang inti teknologi lainnya, maka pihak pusat teknologi nuklir ini akan mengundang khalayak publik ditahun ini juga.
Pusat Teknologi dan Inovasi Rasa telah dibentuk untuk mengidentifikasi tim nuklir negara yang mampu dan mengomersialkan kemampuan ilmiah, penelitian dan teknologi para peneliti dan sarjana nuklir dengan bantuan investor sektor swasta dan pemerintah di berbagai industri dan sektor pasar baik domestik maupun asing.
Dengan pelatihan dan bimbingan kepada tim SDM yang diterima, maka sektor ini pun akan meluncurkan bisnis mereka sendiri dengan berpusat pada ilmu teknologi nuklir, yang diterapkan pada berbagai pada sektor seperti kesehatan, pertanian, dan industri.
Menggunakan kapasitas sektor swasta dan pengusaha adalah solusi paling penting untuk masalah ini
Sorena Sattari, wakil presiden untuk sains dan teknologi, menekankan perlunya pengembangan perangkat lunak sejalan dengan pembangunan infrastruktur, dengan mengatakan: “Pengembangan teknologi lebih merupakan sebuah konsep yang dibudayakan, dan perangkat lunak serta perangkat keras adalah bagian dari pandangan dan keyakinan budaya ini dalam wilayah pengembangan.”
Wakil presiden bidang Iptek ini menyebutkan bahwa penelitian sebagai salah satu isu terpenting dalam pembangunan, dan menambahkan: “Kami memiliki beberapa lembaga penelitian di negara ini, beberapa di antaranya memiliki permasalahan yang berusia lebih dari 100 tahun, namun masih belum mampu untuk memecahkan masalah tersebut pada berbagai bidang acuan. Solusi paling penting untuk masalah ini adalah dengan menggunakan kapasitas sektor swasta dan para pengusaha untuk menghasilkan produk komersial dari inti penelitian dan mendorong mereka untuk berinvestasi. Hal ini selalu menjadi perhatian di negara-negara maju dan perkembangannya sangat pesat.”
Ketua Yayasan Pembangunan SDM Berprestasi Nasional juga mengatakan: “Bagaimanapun juga, terkadang keputusan pemerintah dan birokrasi administrasi merupakan penghambat bagi pengembangan inovasi dan teknologi, dan pemerintah belum mampu untuk memainkan peran konstruktif dalam pembangunan dan pengembangan pusat-pusat tersebut, sehingga kehadiran sektor swasta dan para pengusaha sangat diperlukan.
Pada akhirnya, Sattari memuji pendekatan baru yang dibuat di Institut Riset Sains dan Teknologi Nuklir dan mengatakan: “Pusat ini akan menjadi basis yang sangat berharga untuk menarik ide dan pemikiran baru serta teknologi yang lebih maju lagi serta menciptakan koneksi yang konstruktif dan berguna untuk meningkatkan potensi sumber daya sektor swasta.”
Cara pandang masyarakat memainkan peran penting dalam pembangunan budaya dan ekonomi
Ali Akbar Salehi, Presiden Organisasi Energi Atom Iran sangat menghargai upaya para pengasuh dan manajer dari peneliti Institut Riset Sains dan Teknologi Nuklir untuk mendirikan pusat teknologi dan inovasi nuklir pertama di negara itu dan menegaskan kata-kata Dr. Sattari tentang pentingnya budaya dalam pembangunan dengan mengatakan: “Tidak diragukan lagi, budaya adalah fondasi dan infrastruktur, dan pandangan dunia sangat memainkan peran penting dalam perkembangan budaya dan ekonomi negara mana pun. Sayangnya, selama ini kita masih menyepelekan banyak hal dan melalaikan beban tanggung jawab, yang mengakibatkan kurangnya pembangunan dan kemajuan dibandingkan dengan masa lalu dan sejarah yang gemilang dari negeri ini.”
Wakil Presiden menganggap perlu untuk menghindari tradisi yang salah dan keliru dan menyajikan solusi baru untuk memecahkan masalah dan berkata: “Karena adanya sebuah pertentangan yang tercipta dari teknologi nuklir antara Iran dan Barat, sayangnya, sekarang ini berbicara tentang energi nuklir dalam opini publik telah identik dengan pengayaan dan sentrifugasi senjata nuklir. Sementara aplikasi, penerapan dan efek yang sangat luas dari teknologi ini dalam kehidupan masyarakat lebih berguna dari yang dipikirkan dan hal ini tidak dapat disangkal lagi.”
Javad Karimi, saat meninjau kebijakan dan program lembaga penelitian di bidang inovasi, mengatakan: “Dalam dua setengah tahun terakhir, tujuan lembaga penelitian adalah untuk mengubah lembaga penelitian generasi ke-2 menjadi generasi ke-3. Ciri penting lembaga penelitian generasi ke-3 adalah kewirausahaan dan orientasi pengembangannya, oleh karena itu, beberapa program sedang digalakkan dan dikembangkan di lembaga pusat penelitian dan pada tahun 2019 usaha tersebut sudah dimulai.”
Menyampaikan kepuasannya terhadap proses pelaksanaan program-program tersebut, beliau mengatakan: “Tahun ini, kami menyaksikan salah satu hasil penting di bidang ini, yaitu perolehan peringkat kedua yang berharga oleh lembaga penelitian di antara lembaga penelitian di seluruh tanah air. Berkaitan dengan hal tersebut, pembahasan inovasi menjadi sangat penting bagi kami, yang mana hal itu dilakukan dengan penekanan dan dukungan luas dari Presiden ESDM dengan melibatkan pihak swasta dan pengusaha.”
Perangkat pertama yang dikenalkan di sela-sela peresmian Pusat Teknologi dan Inovasi Rasa adalah teknologi Gamasel. Proyek ini adalah bagian dari proyek desain dan konstruksi sistem iradiasi gamma internal kering untuk iradiasi produk darah pada pasien transplantasi sel induk hematopoietik dengan imunodefisiensi di Institut Penelitian Aplikasi Radiasi yang bekerja sama dengan Unit Desain dan Rekayasa Ilmu Nuklir dan Balai Penelitian Sains dan Teknologi radiasi Pars. Perangkat ini dirancang dan dibangun dengan biaya 26 miliar rial dan akan digunakan di rumah sakit, pusat transfusi darah, dan lembaga kesehatan lainnya.