Purna Warta – Alibaba, grup perusahaan milik Jack Ma yang dikabarkan hilang, akan menutup aplikasi streaming musik miliknya bulan depan. Langkah itu menjadi pertanda perusahaan milik Jack Ma itu menyerah untuk menggeser dominasi layanan streaming musik seperti Spotify dkk.
Aplikasi streaming milik Alibaba bernama Xiami Music. Dalam pengumuman disampaikan bahwa penutupan dalam rangka penyesuaian dalam pengembangan bisnis.
Penutupan terjadi ketika sejumlah perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma menghadapi tekanan dari pemerintah China.
Xiami didirikan pada tahun 2006. Aplikasi itu kemudian dibeli oleh Alibaba pada tahun 2013 saat perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan penawaran musiknya.
Alibaba menawarkan Xiami dan aplikasi lain, yakni Ali Planet sebagai aplikasi streaming musik di bawah divisi musiknya, Ali Music. Ali Planet sendiri telah ditutup pada akhir 2016.
Tak lama setelah diakuisisi, Xiami menghadapi sejumlah masalah. Salah satunya ketika pemerintah China menindak pelanggaran hak cipta musik di aplikasi itu dan aplikasi lain yang sejenis.
Kala itu, layanan streaming musik di China menghapus lebih dari dua juta lagu tidak sah dari situs web dan aplikasi mereka hanya dalam waktu tiga minggu. Ali Music sendiri menghapus sekitar 26.000 lagu dari aplikasinya.
Pada tahun 2016, raksasa permainan dan hiburan Tiongkok Tencent juga mendirikan divisi hiburan musiknya sendiri yang telah mendominasi pasar dengan platform streaming populer Kugou Music, QQ Music, dan Kuwo Music.
Ketiga platform tersebut memiliki total 430 juta pengguna aktif bulanan, menurut data yang dikumpulkan oleh MobTech, sebuah perusahaan riset China. Sedangkan Xiami Music memiliki kurang dari 7 juta pengguna aktif bulanan.
Alibaba juga sempat mengambil saham minoritas di NetEase Cloud Music seharga US$700 juta atau sekitar Rp9,7 triliun. Namun, NetEase Cloud Music yang memiliki 99 juta pengguna, menurut MobTech, masih tertinggal dari layanan Tencent mana pun.
Xiami, yang berarti ‘udang kecil’ dalam bahasa Cina, pernah dikenal karena desainnya yang elegan, serta memiliki fitur sosial dan dukungan untuk musisi indie. Namun, kelebihan itu tidak mampu membawa Xiami mengalahkan aplikasi musik milik Tencent, seperti dilaporkan Tech Crunch.
Meski ditutup, Xiami tidak benar-benar mati. Segmen bisnis terkait hak cipta akan terus beroperasi, sesuai dengan pemberitahuan.