Purna Warta -Perplexity, perusahaan mesin pencarian berbasis kecerdasan buatan (AI), berniat membeli peramban Google Chrome. Mereka bahkan sudah mengajukan tawaran hingga US$34,5 miliar atau setara Rp558 triliun (dengan kurs Rp16.189 per 1 dollar AS).
Baca juga: Ketahuilah Inilah Sisi Gelap Kecerdasan Buatan AI
Tawaran itu muncul ketika Google menunggu keputusan pengadilan, setelah tahun lalu raksasa internet itu dinyatakan melanggar undang-undang antitrust AS melalui mesin pencariannya. Departemen Kehakiman AS mengusulkan agar Google menjual Chrome sebagai salah satu solusi.
Google berniat mengajukan banding terhadap putusan tersebut dan menyebut usulan menjual Chrome sebagai usul yang “belum pernah terjadi sebelumnya”. Perusahaan, saat itu mengatakan penjualan Chrome akan merugikan konsumen dan keamanan.
Perplexity adalah startup berusia hampir tiga tahun yang menggunakan model AI untuk menganalisis konten web dan menyusun jawaban. Jawaban biasanya ditampilkan sebagai ringkasan, meskipun Perplexity juga menyediakan tautan ke sumbernya. Jesse Dwyer, juru bicara Perplexity, mengonfirmasi detail penawaran pihaknya kepada Google. Dwyer mengatakan perusahaan bakal mempertahankan preferensi penjelajahan pengguna saat ini, termasuk Google sebagai mesin pencari default, jika pihaknya jadi membeli Chrome.
Baca juga: Menu Sarapan yang Rekomendasi untuk Mengontrol Gula Darah
Perusahaan juga berkomitmen untuk mendukung dan menyediakan layanan Chrome selama 100 bulan dan berinvestasi US$3 miliar dalam Chromium selama 24 bulan ke depan. Chromium adalah teknologi sumber terbuka milik Google yang dapat digunakan oleh perusahaan teknologi lain, termasuk Microsoft dan Perplexity, untuk mengembangkan browser mereka sendiri.