Purna Warta – Mobil sudah menjadi kebutuhan seseorang yang sudah berkeluarga khususnya yang tinggal di ibu kota. Pada akhir mei ini, hasil penjualan mobil cukup menurun drastis.
Asosiasi industri otomotif dalam negeri, Gaikindo, menjelaskan penurunan pada bulan terakhir pemberlakuan relaksasi PPnBM 100 persen itu normal karena bersinggungan periode Lebaran.
Catatan Wholesales (pembelian dealer dari Agen Pemegang Merek) pada Mei sebesar 54.815 unit, ini menukik 30,5 persen dibanding April (78.908 unit). Sedangkan retail (pembelian konsumen dari dealer) sebanyak 64.302 unit, turun 19,2 persen dari April (79.607 unit).
Sementara itu rekaman total wholesales penjualan Januari – Mei tercatat 320.749 unit, sedangkan retail 322.670 unit.
“[Penurunan] masih dalam koridor, di bulan Lebaran setiap tahun hari kerja lebih pendek 50 persen. Jadi umumnya terjadi penurunan di kisaran 30 persenan,” kata Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara saat dihubungi, Kamis (10/6).
Menurut Kukuh penurunan 30 persen pada bulan Lebaran mirip pola yang terjadi pada 2018 dan 2019 yang mengalami hal serupa.
Penurunan Mei pada tahun ini sulit dikaitkan dengan kebijakan larangan mudik dari pemerintah sebab katanya Gaikindo tak memiliki data soal itu.
“Saya enggak bisa iya dan tidak [penurunan terkait larangan mudik], karena basis datanya tidak ada. Tapi kalau [penurunan] 20 – 30 persen saat Labaran, itu dibanding 2019 dan 2018 sama,” ucap Kukuh.
Relaksasi PPnBM tahap pertama, yakni dengan pemberian diskon 100 persen, telah berlaku mulai Maret hingga Mei untuk mobil maksimal 1.500 cc. Dalam periode ini harga mobil baru yang memenuhi syarat menjadi lebih murah karena tak perlu membayar salah satu komponen pajak, yakni PPnBM.
Relaksasi PPnBM tahap kedua berjalan Juni – Agustus dengan pengenaan 50 persen, dan periode ketiga September – Desember dengan pengenaan 75 persen. Pemerintah juga sudah memperluas relaksasi PPnBM untuk mobil 1.501 – 2.500 cc dengan ketentuan tertentu.