Teheran, Purna Warta – Ketika Iran diboikot dan dikenai sanksi dalam segala bidang, maka baterai pembangkit listrik utama yang diproduksi Siemens pun tidak bisa diterima Iran, dan hal ini akan menyebabkan matinya listrik di pusat pembangkit listrik. Untuk memecahkan masalah besar ini para insinyur Iran dengan tangan-tangan terampil mereka dari Daneshbanian Ahar Company berhasil membuat baterai pembangkit listrik utama dan menjadi lisensi pertama Iran yang digunakan selanjutnya tanpa perlu memerlukan impor dari pihak Siemens..
Dengan semakin intensifnya sanksi terhadap Iran dari pihak AS dan Barat, perusahaan Jerman Siemens menolak untuk memperbaiki dan memelihara beberapa bagian penting dari pembangkit listrik Iran yang dibangun oleh perusahaan ini.
Salah satu bagian terpenting yang ditolak Jerman untuk diperbaiki setelah sanksi adalah baterai pembangkit listrik. Masalah ini menyebabkan para pemuda dan insinyur Perusahaan Ahar Daneshbanian untuk mengambil tindakan cepat dan tanpa pengalaman apapun di bidang ini, dengan upaya, pengetahuan dan eksperimen, mereka dapat merancang kartu elektronik untuk pertama kalinya di negara ini dalam usaha untuk mengisi daya baterai pembangkit listrik. Langkah penting ini menyebabkan perusahaan berbasis pengetahuan ini menjadi salah satu perusahaan terkemuka di bidang ini saat ini, dan bergerak menjadi ujung tombak teknologi terbaru dalam produksi sistem tenaga dan kontrol pembangkit listrik.