BMW dan Mercy Sambut Baik Tawaran Produksi Mobil Listrik

PurnaWarta — Perusahaan BMW dan Mercy mendapatkan tawaran dari Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia. Hal ini disambut baik oleh kedua perusahaan besar tersebut.

Menurut Agus, kedua perusahaan otomotif Jerman tersebut bersedia untuk berinvestasi di Indonesia dalam pengembangan industri mobil listrik mereka.

“BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercesdes-Benz juga bersedia bekerja sama dan sedang mengeksplorasi peluang ekspor kendaraan ke Australia dan ASEAN, rencananya mereka akan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi,” ujar Menperin Agus di Munich, Jerman.

Menperin mengatakan Sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia karena di masa depan akan terjadi peningkatan demand mobil listrik di dunia. Indonesia sendiri dijelakan Agus sudah memiliki road map pengembangan mobil listrik mulai komponen utama seperti baterai, motor elektrik, dan inverter.

Di satu sisi, Menperin menjelaskan Indonesia telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlaku sejak 5 Juli 2020.

Dengan itu, ada penghapusan tarif perdagangan kendaraan (Completely Built Up) CBU menjadi 0 persen bagi mobil penumpang yang diproduksi di Indonesia untuk diekspor ke Australia.

Untuk itu, Menperin menawarkan kepada produsen mobil dari Jerman agar menjadikan Indonesia sebagai production base kendaraan bermotor yang diekspor ke Australia.

“Selain itu, mobil asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz merupakan merek premium yang paling populer di Australia pada tahun 2020,” ujar Menperin Agus.

BMW Indonesia bersama mitra lokalnya PT Tjahja Sakti Motor memiliki pabrikan untuk sekitar sembilan model mobil penumpang, dengan kinerja produksi pada tahun 2020 sebanyak 1.470 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 1.152 unit.

Kemudian, Mercedes-Benz Indonesia (MBI) memproduksi sekitar delapan model mobil penumpang, dengan performa produksi pada 2020 sebanyak 457 unit, dan Januari hingga September 2021 sebanyak 224 unit.

Terkait dengan tawatan itu, kata Menperin, saat ini Mercedes-Benz sedang mengalkukasi value chain dalam rencana produksi, termasuk biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, tarif pajak, serta hal-hal terkait lainnya.

“Namun, intinya mereka support dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” jelas Menperin Agus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *