Tehran, Purna Warta – Salah seorang pejabat Angkatan Darat Iran menyebutkan dalam sebuah pernyataan bahwa drone Arash 2 dirancang untuk menyerang Haifa dan Tel Aviv.
Berbicara kepada TV nasional Iran pada Minggu malam (11/9), Brigadir Jenderal Kioomars Heidari menunjuk keberhasilan penyelenggaraan latihan Eqtedar (Kekuatan) tahun 2022 yang diadakan minggu lalu selama dua hari di Iran oleh Angkatan Darat.
Menanggapi pertanyaan tentang jenis drone yang digunakan dalam latihan tahunan Angkatan Darat Angkatan Darat, jenderal tersebut mencatat bahwa ketersediaan drone untuk angkatan bersenjata merupakan perkembangan yang sangat penting.
Baca Juga : Inilah Alasan Mengapa Krisis Suriah Terus Berkepanjangan
Angkatan Darat Republik Islam Iran telah menjadi pelopor dalam produksi UAV dan organisasi UAV atas permintaan Panglima Angkatan Darat, menurut Heidari.
Komandan Angkatan Darat menambahkan, “Hari ini, kami memiliki drone dengan jangkauan strategis dan juga drone dengan jangkauan 2.000 kilometer. Tentu saja, kami juga memiliki drone dengan jangkauan lebih rendah di stok kami.”
Jenderal Heidari menjelaskan rincian rudal Shafaq dan karakteristik drone Arash 2.
Dia mencatat bahwa drone Arash 2 dirancang khusus untuk menyerang Haifa dan Tel Aviv, dan menambahkan bahwa itu adalah drone unik yang dibuat untuk tujuan itu dan menunggu perintah untuk memulai operasi.
Drone ini telah bergabung dengan Angkatan Darat Iran, dan pihaknya menambahkan bahwa mereka akan mengungkap kemampuannya dalam latihan di masa depan. Fitur lain dari UAV adalah bahwa drone ini adalah pengintai, yaitu, ia mampu mengenai tempat yang persis sama dengan yang ditembakkan rudal Fateh selama latihan.
Baca Juga : Pelapor PBB Kritik Sanksi Sepihak yang Dikenakan Pada Iran
Arash 2 memiliki kedua pencari dan juga dilengkapi dengan sistem pencarian di samping kemampuan unik lainnya yang pulih sendiri beberapa kali hingga tepat sasaran.
Menunjuk rudal Shafaq yang dimuat di helikopter tempur, Jenderal Heidari menambahkan bahwa Shafaq dilengkapi dengan kamera profesional dan memiliki kemampuan “tembak dan lupakan”, dan menjelaskan bahwa setelah menembak pilot tidak perlu memiliki keadaan api statis, yang berarti setelah menembak pilot dapat mengubah arah dan melanjutkan misi lain.