Qaddafi; Korban Keculasan AS dan Pengkhianatan Internal

qaddafi salat

Oleh: Ismail Amin

Sebelum Imam Khomeini muncul sebagai sosok yang paling merepotkan AS di Timur Tengah, Muammar Qaddafi telah lebih dulu melakukannya. Oleh media AS ia dinobatkan sebagai manusia paling berbahaya di dunia. Ia masih seorang perwira muda berpangkat letnan kolonel diusia 27 tahun saat memimpin gerakan revolusi yang meruntuhkan monarki absolut Raja Idris I di Libya tahun 1969, 10 tahun lebih dulu dari revolusi Iran yang meruntuhkan monarki Syah Pahlevi. Meski akhirnya menjadi pemimpin tertinggi di Libya lebih dari 4 dekade, pangkat Qaddafi hanya naik satu tingkat, kolonel.

Baru setahun berkuasa, ia telah mempermalukan AS dengan meminta AS hengkang dari tiga pangkalan militer mereka di Libya. Saat itu pangkalan militer AS terbesar di kawasan ada di Libya. Kerap merepotkan AS, Ronald Reagen sampai mengeluarkan perintah khusus, untuk merancang penggulingannya. Bahkan tahun 1986, AS melancarkan aksi militer menghajar Libya. Puluhan pesawat tempur mutakhir diperintah Reagen untuk melakukan pukulan terakhir yang mematikan terhadap terorisme. Bagi Reagen, Qaddafi adalah biang terorisme internasional yang disebutnya anjing gila dari Timur Tengah.

Qaddafi menggagas teori alternatif bagi dunia  sebagai tandingan kapitalisme dan komunisme yang dia namakan, Teori Universal Ketiga. Ia merombak struktur politik Libya menjadi sebuah negara massa (Jamahariyah) yang disebutnya sebagai pemerintahan oleh rakyat. Ia menyebut revolusi yang dipimpinnya dan gagasan yang dicetuskannya, terinspirasi oleh ajaran sosialime Islam. Islam menurutnya adalah agama pembebasan dan progresif yang mencita-citakan kesetaraan dan keadilan.

Meski memiliki banyak musuh asing yang dikomandoi AS, Qaddafi tidak peduli. Dia lebih peduli dengan pembangunan negaranya. Dimasa kekuasaannya, oleh rakyat Libya dia dipuji karena telah menciptakan masyarakat yang hampir tanpa kelas. Lewat aksinya menasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak asing, Libya yang sebelumnya hanya mendapatkan $ 3.8 milyar pertahun oleh Qaddafi hanya dalam waktu 10 tahun dia berkuasa pendapatan Libya menjadi $ 24,5 milyar  pertahun hanya dari produksi minyak saja. Dia meredistribusikan lahan di Libya dengan adil, memberantas tuna wisma, menjamin ketersediaan pangan dan air minum, dan juga memperbaiki sistem pendidikan negara dengan menggratiskan pendidikan hingga tingkat universitas. Di bidang kesehatan, ia menyediakan layanan kesehatan yang gratis untuk semua, dan angka harapan hidup terus meningkat.

Akibatnya, taraf hidup orang Libya menjadi naik drastis. Era sebelum Qaddafi, pendapatan per kapita negara tersebut hanya $ 40, tetapi pada tahun 1979  di satu dasawarwa pemerintahannya, melejit menjadi $ 8.170, dan angka ini berada di atas rata-rata negara-negara maju seperti Italia dan Inggris.

arifin ilham

Sayang, mesin propaganda AS yang tidak berhenti memproduksi berita hoax mengenai Qaddafi membuat sebagian kecil rakyat terprovokasi. Perhatian Qaddafi  yang lebih banyak terkuras ingin merealisasikan cita-citanya mempersatukan dunia Arab untuk pembebasan Palestina, dan tentu saja dia yang menjadi pemimpinnya, membuatnya abai dengan potensi pemberontakan. Seiring dengan the Arab Spring, Qaddafi termasuk diktator Arab yang tergulung oleh gelombang dasyhatnya. Sebenarnya, kubu pro Qaddafi dan loyalisnya dari kalangan rakyat lebih banyak, hanya saja keterlibatan AS dengan memainkan proxinya, membuat Qaddafi benar-benar terjungkal. Pemberontak dipasok senjata oleh Qatar, UEA dan Prancis, dan dibantu lewat serangan udara NATO. Pengkhianatan negara-negara Arab koleganya juga membuat Qaddafi semakin terpuruk. Liga Arab mengakui oposisi sebagai perwakilan sah Libya dan tidak lagi mengakui pemerintahan Qaddafi.

20 Oktober 2011, konvoi yang membawa Qaddafi dibombardir dari udara oleh NATO. Qaddafi bermaksud mundur ke Surt sebagai basis terakhir pertahanannya setelah Tripoli jatuh ke tangan pemberontak. Serangan udara NATO itu melukainya. Dengan tubuh sempoyongan dia bersembunyi di dalam pipa drainase, sampai dia ditemukan oleh milisi pemberontak yang menembak kepalanya dan menusuk badannya dengan bayonet.

Qaddafi dengan tubuh terkoyak, menjadi korban pengkhianatan sejumlah pemimpin negara-negara Arab yang selalu dibela kedaulatannya dan dihabisi nyawanya oleh rakyatnya sendiri yang terhasut berita-berita hoax. Rakyat yang dijadikannya paling makmur di Afrika. Media Nigeria menyebut Qaddafi sebagai seorang diktator yang budiman, sebab ia sangat memedulikan rakyatnya dan membuat rakyat lain di Afrika iri. Sampai saat ini, Libya masih  belum  bisa keluar dari jeratan konflik dan perang saudara. Faksi-faksi milisi saling beradu senjata untuk menjadi penguasa di Libya. PBB sendiri pusing bagaimana mendamaikan dan menemukan solusi konflik internal. AS mencuci tangan, dan tidak mau tahu. Sampai detik inipun, Libya masih terus bersimbah darah. Antar suku saling bunuh, antar mazhab saling bertikai.

Salah siapa?

*Penulis, sementara menetap di Qom – Iran 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *