PurnaWarta — Indonesia merupakan sebuah negeri yang kaya akan cerita legenda. Hampir di setiap pulau atau bahkan provinsi mempunyai cerita legenda sendiri. Namun bisa jadi cerita tersebut memang benar berdasarkan fakta atau hanya imajinasi rakyat semata.
Film KKN di Desa Penari masih menjadi buah bibir hingga hari ini. Film yang katanya diangkat dari kisah nyata tersebut sudah ditonton lebih dari 7 juta penonton di bioskop, dan sepertinya akan terus bertambah karena filmnya masih tayang. Karena viral, tentu saja apa pun yang berkaitan dengan film tersebut menjadi trending dan dikulik oleh netizen. Termasuk legenda Badarawuhi yang belum banyak orang tahu, termasuk saya.
Dikutip dari Kaskus, Badarawuhi digambarkan sebagai lelembut atau siluman ular yang dapat menjelma menjadi wanita cantik ber-dresscode hijau. Hal ini pun membuat saya penasaran. Sebab, jika benar cerita ini diangkat dari kisah nyata yang dibubuhi bumbu, pasti legenda atau mitos Badarawuhi memang ada di masyarakat. Sama halnya seperti mitologi Nyi Roro Kidul si Ratu Pantai Selatan atau mitologi Nyi Blorong, satu-satunya mitologi siluman ular di Indonesia yang saya tahu.
Ketika saya searching-searching tentang Badarawuhi, saya pun menemukan makhluk mitologi atau siluman ular Indonesia lainnya yang baru saya ketahui. So, inilah mereka list para siluman ular yang ada di Indonesia beserta legenda singkatnya.
1. Badarawuhi
Menurut beberapa sumber, Badarawuhi adalah salah satu pasukan Nyi Roro Kidul yang datang ke hutan Daha di sebuah desa bernama Wonokromo. Pasukan Nyi Roro Kidul datang ke tempat tersebut untuk melawam Ratna Narekh yang sudah berani menentangnya. Di mana Ratna, kepala desa baru di tempat tersebut, berani menantang aturan yang sudah disepakati sejak lama oleh tetua desa dengan Nyi Roro Kidul. Bahwasanya hutan Daha dan Sendang di desa tersebut merupakan jalur utama yang dilewati Kanjeng Ratu jika ingin ke utara Laut Jawa sekaligus tempat peristirahatannya. Sehingga siapa pun dilarang membuat kebisingan di tempat tersebut, terlebih memainkan gamelan.
Ratna yang merasa sangat sakti tidak mengindahkan aturan tersebut. Ia malah mengadakan pesta tari yang sangat meriah di hutan itu, yang menyebabkan Nyi Roro Kidul marah. Lalu dikirimlah Pasukan Pantai Selatan untuk menghukum Ratna, di mana para pasukan tersebut diminta untuk merasuki para penari sampai mati. Benar saja, Nyi Roro Kidul bukan tandingan bagi Ratna hingga ia dengan mudah dikalahkan.
Setelah misi selesai, Nyi Roro Kidul menarik kembali pasukannya ke Pantai Selatan. Namun ada satu pasukan yang enggan pergi karena sangat tertarik dengan tari dan seni gamelan. Ia adalah Badarawuhi, pasukan Kanjeng Ratu dengan perwujudan yang sangat cantik. Karena ngeyel, Badaruwuhi pun dikutuk menjadi setengah ular dan manusia dan akan terus menari tanpa henti, kecuali jika ia mendapatkan tumbal untuk menggantikannya menari.
Itulah kenapa Badarawuhi suka menculik gadis-gadis cantik sebagai tumbal dan menggantikannya menari sepanjang waktu. Tak hanya itu, si Siluman Penari juga memiliki kebiasaan buruk lainnya, yaitu menggoda laki-laki muda agar mau menjadi suaminya di dunia siluman, dan menghasilkan keturunan berwujud ular-ular.
2. Nyi Blorong
Nama Nyi Blorong tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sosok ini dipercaya sebagai panglima terkuat di pasukan Pantai Selatan. Nama aslinya adalah Nyimas Dewi Anggatri, yang dikarenakan kesalahannya, ia diusir dari keraton dan tersesat hingga sampai ke Kerajaan Pantai Selatan. Oleh Nyi Roro Kidul, ia diberi kesaktian berupa kekuatan siluman ular dan diangkat menjadi panglima kerajaan setelah berhasil berkiprah di berbagai medan pertempuran. Namanya pun diganti menjadi Nyi Blorong.
Sejak saat itu, Nyi Blorong menjadi sosok yang disegani di kalangan siluman. Ia juga memimpin jin-jin yang ditugaskan untuk menyesatkan manusia dalam ritual pesugihan. Ya, Nyi Blorong diklaim mampu membuat hambanya menjadi kaya asal menumbalkan seseorang untuk dijadikan budak di Kerajaan Pantai Selatan. Konon lagi, Nyi Blorong akan menjadi sangat kuat saat bulan purnama tiba.
3. Baru Klinting
Dikisahkan dulu bahwa antara Merbabu dan Telomoyo terdapat desa yang bernama Ngasem. Di sana tinggallah sepasang suami istri bernama Ki Hajar dan Nyi Selakanta. Setelah lama menikah dan tak kunjung punya anak, Ki Hajar pun memutuskan untuk bertapa di Telomoyo. Doanya terkabul, istrinya hamil dan sembilan bulan kemudian melahirkan naga yang bisa berbicara bernama Baru Klinting. Ia pun mengabarkan berita ini pada suaminya yang masih bertapa. Tentu saja sang suami tidak percaya dengan kabar aneh tersebut. Sehingga ia pun menyuruh Baru Klinting melingkari Gunung Merapi dan jika berhasil, ia akan mengakui sang naga sebagai anak. Benar saja, Baru Klinting pun mampu melakukannya.
Agar sang anak menjadi manusia, Ki Hajar menyuruh Baru Klinting bertapa di Bukit Tugur. Sayangnya, dalam pertapaan itu, ia ditangkap oleh penduduk dan dagingnya dimasak dalam sebuah jamuan besar. Rupanya dalam waktu bersamaan, Baru Klinting berhasil mewujud menjadi anak laki-laki. Ia pun datang ke jamuan tersebut dan meminta makanan karena lapar. Namun, tak seorang pun yang memberinya makan. Ia malah dimaki dan diusir. Hingga akhirnya seorang wanita miskin mau memberinya makan.
Karena murka dengan perlakuan warga desa, Baru Klinting pun mengadakan sayembara mencabut sebuah lidi yang tertancap di tanah. Orang-orang memandang remeh sayembara tersebut dan berbondong-bondong mengikutinya, karena mereka menganggap sedang dipermainkan oleh anak kecil. Namun rupanya, tak seorang pun dapat mencabut lidi itu. Akhirnya, Baru Klintinglah yang mencabutnya sendiri. Dari bekas cabutan itu, muncul semburan air yang menenggelamkan orang-orang kecuali Baru Klinting dan wanita yang tadi menolongnya. Mereka selamat setelah naik lesung yang dijadikan perahu.
4. Nagagini
Dewi Nagagini adalah putri Hyang Antaboga, keturuan raja ular yang cantik jelita. Namun, ia dapat berubah menjadi sosok ular yang ganas bila murka. Dewi Nagagini dilegendakan sebagai salah satu istri Pandawa Bima atau Raden Bratasena. Pernikahan mereka dikarenakan sang Dewi mengaku bertemu dengan pemudah gagah bernama Bratasena sehingga membuatnya jatuh hati. Ia pun meminta sang ayah mencari pemuda tersebut.
Seperti sudah ditentukan oleh takdir, waktu itu Pandawa beserta Kunti tengah tersesat di bumi lapis ketujuh, tempat di mana Nagini tinggal. Mereka pun bertemu dengan Hyang Antaboga. Hyang Antaboga membawa Pandawa ke istana. Dewi Nagagini pun langsung berbinar ketika melihat Raden Bratasena. Tanpa waktu lama, setelah mendapat persetujuan dari Bratasena, keduanya pun menikah dan menjalani kehidupan pengantin di istana. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai putra bernama Raden Antareja.
5. La Ode Wuna
La Ode Wuna adalah makhluk mitologi yang keberadaannya dipercaya oleh masyarakat di Maluku. Wujudnya setengah laki-laki setengah ular. Beberapa orang percaya bahwa sosok ini hanyalah makhluk mitologi. Namun sebagian lagi percaya jika La Ode Wuna adalah bagian dari leluhur rakyat Maluku. Dikisahkan bahwa Kerajaan Sahulau adalah bagian dari kerajaan Nunusaku. Namun, banyak masyarakat yang menolak eksistensi kerjaan ini dikarenakan dipimpin oleh seorang Sultan tidak sempurna seperti La Ode Wuna. La Ode Wuna bahkan diusir dari kerajaannya sendiri. Akhirnya, La Ode Wuna memutuskan untuk bersembunyi ke Gunung Rau Pe dan mulai memperbaiki hidup dan membuat perkampungan baru di sana. Bahkan ia juga menikah dan punya keturunan.