Hari Ghadir, Suksesi Ali Menggantikan Nabi Muhammad saw

Hari Ghadir, Suksesi Ali Menggantikan Nabi Muhammad saw

Purna Warta Hari Kamis 18 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah, umat Islam setelah menunaikan ibadah haji, kembali pulang ke negerinya masing-masing. Rasulullah Saw bersama rombongannya juga menuju ke Madinah. Sampailah di sebuah padang sahara yang kering dan panas, yang bernama Ghadir Khum.

Ghadir adalah sebuah perempatan; dari utara ke Madinah, dari selatan ke Yaman, dari Timur ke Irak dan dari barat ke Mesir. Di waktu itu, tiba-tiba turun wahyu kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Maidah: 67).

Baca Juga : Pawai Akbar 10 km untuk Perayaan Idul Ghadir di Teheran; Apa dan Mengapa?

Setelah Rasulullah Saw menerima perintah ini, beliau memerintahkan untuk berhenti dan bersabda, “Panggillah orang-orang yang sudah terlebih dahulu berjalan dan tunggulah mereka yang masih tertinggal sampai mereka sampai.

Kemudian mengerjakan salat dan setelah salat Zuhur, beliau memerintahkan untuk membuat sebuah mimbar dari peralatan yang ada di atas onta. Beliau naik ke atas mimbar itu dan berbicara kepada para jemaah haji, “Dari semua orang, siapakah yang lebih layak atas mereka?

Orang-orang yang hadir menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih tahu.”

Rasulullah Saw bersabda, “Allah adalah maula dan pemimpinku dan aku adalah maula dan pemimpin orang-orang mukmin dan lebih layak atas mereka dari diri mereka sendiri.”

Baca Juga : PBB Lakukan Pemungutan suara untuk Kiriman Bantuan Türkiye ke Beberapa Wilayah Suriah

Kemudian Rasulullah Saw memegang tangan Sayidina Ali dan mengangkatnya ke atas sedemikian rupa sehingga semua orang yang hadir melihatnya. Kemudian bersabda, “Barang siapa yang aku adalah maula dan pemimpinnya, ketahuilah bahwa Ali adalah maula dan pemimpinnya.”

Kemudian mengangkat tangannya berdoa, “Ya Allah cintailah orang-orang yang mencintai Ali, dan musuhilah orang-orang yang memusuhi Ali. Marahlah terhadap orang yang marah padanya. Tolonglah penolongnya dan jangan tolong orang yang tidak menolongnya. Jadikan kebenaran senantiasa bersamanya dan jangan pisahkan kebenaran darinya.”

Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Ketahuilah bahwa orang-orang yang hadir harus menyampaikan kabar ini kepada orang-orang yang tidak hadir.”

Pada saat itu juga turun kembali wahyu kepada Rasulullah Saw dan berkata, “…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Maidah: 3)

Baca Juga : Iran Lanjutkan Diplomasi Dinamis Untuk Mewujudkan Kepentingan Nasional

Rasulullah mengucapkan takbir dan orang-orang dengan hangat mendekati Sayidina Ali dan mengucapkan selamat kepadanya. Orang-orang terkenal seperti Abu Bakar dan Umar juga mendekati Sayidina Ali dan mengucapkan selamat.

“Selamat untukmu wahai Ali!

“Selamat untukmu wahai putra Abu Thalib engkau melewati pagi menuju malam, dalam kondisi engkau sebagai pemimpinku dan semua pria dan wanita muslim.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *