Purna Warta – Tanggal 17 Mei 2023 nanti merupakan tanggal yang spesial bagi para pecinta buku di Indonesia. Pasalnya, tanggal 17 Mei 2023 diperingati sebagai Hari Buku Nasional atau (Harbuknas). Hari Buku Nasional 17 Mei sudah diperingati sejak 13 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Mei 2002 silam.
Hari Buku Nasional atau Harbuknas merupakan momen yang tepat untuk memperingati pentingnya budaya membaca buku. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia menjadi suatu masalah yang perlu diatasi.
Baca Juga : Ayatullah Khamanei Tekankan Tujuan Haji untuk Mempersatukan Hati Umat Islam
Lalu, bagaimana sejarah peringatan Hari Buku Nasional? Simak ulasannya berikut ini yang dilansir dari Detik.com
Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei
Dilansir dari situs resmi Kemendikbud, Hari Buku Nasional pertama kali diperingati pada tahun 2002. Peringatan Hari Buku Nasional ini merupakan ide yang dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dalam Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri dan Hamzah Haz.
Beliau dikenal sebagai sosok yang telah berjasa dalam mencerdaskan anak bangsa. Abdul Malik Fadjar wafat pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (7/9/2020). Semasa hidupnya, Abdul memiliki andil besar dalam membangun dan memajukan Indonesia.
Tanggal 17 Mei dipilih sebagai peringatan Hari Buku Nasional berdasarkan pada berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 17 Mei 1980. Tujuan Abdul Malik Fadjar dalam mencentuskan Hari Buku Nasional yaitu dalam menumbuhkan minat baca dan literasi warga Indonesia yang saat itu sangat rendah. Data yang dikeluarkan UNESCO pada 2002 menunjukkan, tingkat literasi orang dewasa atau penduduk yang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 87,9 persen. Angka tersebut jauh jika dibandingkan dengan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen).
Selain literasi yang rendah, penjualan buku pada saat itu juga terbilang rendah. Setiap tahunnya, Indonesia hanya mencetak 18 ribu buku. Angka tersebut terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti Jepang yang mencetak 40 ribu buku setiap tahunnya dan Tiongkok dengan 140 ribu buku per tahunnya.
Baca Juga : Meski Berusaha Dijegal AS-Israel, Hari Nakba tetap Diperingati di PBB
Abdul Malik Fadjar sadar bahwa meningkatkan minat baca masyarakat merupakan sebuah tantangan yang cukup berat mengingat generasi muda yang sudah mulai didominasi oleh sistem komunikasi dengan telepon, tetapi sedikit membaca buku. Abdul Malik Fadjar akhirnya mengajak masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca sebab membaca bisa menambah pengetahuan perkembangan dunia modern.
Saat ini, literasi peserta di Indonesia juga masih terbilang rendah. Dilansir situs Kemendikbud, survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke 62 dari 70 negara. Artinya, Indonesia adalah 10 negara terbawah dengan tingkat literasi yang rendah.
Selain survei yang dilakukan oleh PISA, data dari UNESCO juga mengatakan hal yang sama. Dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Artinya, hanya ada 1 dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca. UNESCO juga menempatkan Indonesia sebagai negara terendah kedua untuk tingkat minat baca.
Hari Buku Nasional 17 Mei 2023 ini juga menandakan perayaan hari jadi Perpustakaan Nasional yang ke 43. Perpustakaan Nasional didirikan pada 17 Mei 1980 silam berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980 yang ditandatangani oleh Dr Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan pada saat itu.
Tema Hari Buku Sedunia 2023 lalu mengusung tema “Bahasa Pribumi”. Sementara Tema Hari Buku Nasional 2023 hingga saat ini belum dirilis. Hari Buku Sedunia atau World Book Day memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dunia tentang pentingnya membaca buku.
Baca Juga : Memahami Pentingnya Solidaritas Pembebasan Palestina dalam Perspektif Politik Anti Imperialisme
Hari Buku Sedunia dipelopori oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Adapun latar belakang terpilihnya tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia sebagai penghormatan pada beberapa tokoh penulis terkenal.
Misalnya seperti seperti William Shakespeare, William Wordsworth, dan David Halberstam. Demikian ulasan seputar peringatan Hari Buku, tepatnya peringatan Hari Buku Nasional 2023 pada 17 Mei. Semoga bermanfaat!