Dari video yang beredar di media sosial terlihat sepasang muda-mudi berbaju seragam SMA tanpa rasa malu rebahan berdua mesra-mesraan bahkan sesekali terlihat sangat dekat dan si pemuda berada di pangkuan pacarnya.
Dilansir dari akun Instagram @pikiranrakyat, dibagikan informasi terkait lokasi kejadian yang terjadi di halaman masjid Al-Muttaqin, Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan, Jawa Tengah dan kejadian tersebut terjadi pada tanggal 9 Agustus 2022 yang lalu.
Sejak video tersebut viral di media sosial, Polsek Pekalongan Barat langsung memberikan respons dengan langsung datang ke lokasi kejadian untuk memastikan apakah benar kejadian tersebut dan melakukan penelusuran terhadap muda-mudi yang melakukan aksi tidak senonoh di halaman atau teras Masji Al-Muttaqin.
Pihak Polsek Pekalongan Barat melalui Kapolsek Kompol W Napitupulu juga menghimbau kepada masyarakat setempat untuk segera melapor jika ada kejadian serupa terjadi kembali.
Sebagaimana pernah digaungkan oleh pemerintah bahwa fokus utama untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah dengan melakukan revolusi mental, yaitu merubah cara berpikir menjadi lebih baik, mengembalikan nilai luhur yang tergerus, meninggikan level adab dan sopan santun, serta menjadikan masyarakat bermental tangguh dan menghilangkan karakter pembohong atau menipu.
Saat pengertian revolusi mental adalah merubah cara berpikir untuk lebih baik dan meningkatkan adab dan sopan santun, lantas apakah dari kejadian adanya pemuda-pemudi mesum di halaman Masjid ini sudah menandakan keberhasilan?
Tentu saja masih sangat jauh ya GanSis, karena dapat dikatakan mental masyarakat kita masih banyak yang terganggu dan belum sebagaimana mestinya mulai dari tingkat anak-anak remaja, dewasa, bahkan orang tua.
Bukan hanya dilakukan oleh masyarakat biasa, orang dengan jabatan tinggi sekelas Irjen pun ternyata masih ada yang memiliki mental buruk dan menjadi pecundang dengan sikap dan perbuatannya sendiri.
Bukan hanya digaungkan, revolusi mental yang telah telah dicanangkan juga perlu perwujudan lebih nyata dengan berbagai cara.
Baik pemerintah, ataupun juga masyarakat memiliki kewajiban untuk bekerjasama merubah mental buruk yang sudah menjadi sebuah kebiasaan atau dinormalisasikan untuk kembali kepada yang baik dan sesuai aturan.
Mudah-mudahan kedepannya revolusi mental bukan lagi hanya menjadi sebuah wacana, melainkan menjadi kenyataan yang semua orang bisa melihat kenyataannya.