PurnaWarta — Google merupakan sebuah perusahaan yang sangat besar. Tentunya perusahaan-perusahaan besar mempunyai sistem dan hasil pekerjaan yang nyaris sempurna. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Google tidak mempunyai kekurangan.
Dilansir dari Kaskus, Google merupakan salah satu aplikasi dan juga website yang pada saat ini keberadaannya cukup membantu kita semua. Memalui Google, kita bisa mengakses berbagai hal yang kita butuhkan. Mulai dari informasi, hiburan dan masih banyak lagi. Selain itu juga ada berbagai fitur Google lain seperti Google Lens, Google Docs dan Gmail.
Nama Google memang sudah sangat terkenal di mana-mana sebagai salah satu developer yang cukup besar. Namun bukan berarti Google tanpa kekurangan, kekurangan mungkin akan selalu ada. Namun tentu diimbangi dengan adanya evaluasi dan perbaikan yang dilakukan. Walau tidak semua kekurangan Google disadari oleh pihak Google itu sendiri.
Seperti contohnya bocah satu ini yang berhasil menemukan bug di dalam sistem Google. Namanya Abdullah Mudzakir, anak yang masih duduk di bangku kelas 12 SMK yang namanya akhir-akhir ini dibicarakan. Ia bersekolah di SMKN 8 Semarang dan memilih jurusan Rekayasa Perangkat Lunak atau RPL.
Abdullah menemukan sebuah bug langka pada sistem Google yang dinilai cukup rentan. Hal ini lantas mendorongnya untuk membuat laporan ke pihak Google. Total dirinya membuat 5 laporan, 4 laporan kabarnya ditolak Google. Sampai akhirnya pada laporan kelima baru diterima. Itu pun Abdullah harus berdebat dengan pihak Google supaya mereka yakin dengan bug yang ditemukannya.
Susah payah Abdullah menjelaskan kepada Google, akhirnya perusahaan teknologi itu pun bisa paham dan menyadari adanya bug tersebut. Atas jasanya, Abdullah dihadiahi uang senilai 5000 dollar yang jika dirupiahkan maka senilai 76 juta rupiah. Dengan uang ini, Abdullah ingin meningkatkan potensinya dibidang IT dengan membeli segala kebutuhan yang belum ia miliki.
Baguslah teknologi zaman sekarang membantu berita-berita seperti ini menjadi viral dan diketahui oleh banyak orang. Apalagi dengan adanya sosmed, berita prestasi seperti ini jadi banyak orang yang tahu. Sehingga banyak anak-anak lain yang nantinya termotivasi untuk mengembangkan minat di bidang yang disukainya masing-masing.
Beda dengan zaman TS, sekolah TS pernah juara dunia di kejuaraan teknologi di Singapura tapi gak sampai seviral ini. Cuma masuk koran daerah doang wkwkwk. Tapi ya memang rezeki anak sekarang. Kalau ada yang bilang, “Viral buat apa sih? Emang berguna?”
Banget. Menurut TS banyak orang yang terbantu karena adanya fenomena viral ini. Terlepas dari hal apa yang ia viralkan entah negative atau positif. Semakin mudahnya suatu masalah atau isu itu viral, maka akan cepat mendapat respon dari pihak terkait. Karena kalau tidak viral, maka bisa luput dan terlupakan.
Walau dampak negatifnya kadang virla jadi tempat orang-orang gak penting buat panjat sosial sih ya. Wkwk, kembali ke netizen lagi yang harus lebih cermat dalam memviralkan sesuatu. Seperti Abdullah Mudzakir ini, contoh viral yang positif.