Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan bahwa perubahan jam belajar mengajar ini diterapkan guna untuk mendisiplinkan dan juga membentuk karakter anak sedini mungkin dengan bangun pagi.
Beberapa sekolah di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur diantaranya SMA 1 dan SMA 6 telah menerapkan himbauan tersebut. Beredar video di media sosial para Guru dan siswa SMA Kota Kupang berangkat dan memulai kegiatan belajar mengajar pada pukul 05.00 WITA dimana terlihat di dalam video langit masih terlihat gelap saat para murid baris di lapangan sekolah.
Menanggapi usulan dari Gubernur NTT terkait perubahan jam belajar mengajar tingkat SMA dan SMK tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan mempertimbangkan dan berkoordinasi langsung dengan Pemprov NTT.
Inspektur Jenderal Kemendikbudristek Chatarina Muliana Girsang menjelaskan bahwa mereka memiliki komitmen untuk menjaga hak-hak siswa untuk dapat belajar dengan aman dan nyaman.
Berkaca dari Negara Jepang yang mana kualitas kedisiplinan siswa-siswinya tidak bisa diragukan, berhasil mencetak generasi yang cerdas, bertatakrama yang baik, dan bisa diandalkan, apakah mereka berangkat sangat pagi?
Menurut beberapa sumber yang TS baca, Jepang menerapkan sistem belajar 7 jam sehari dengan waktu masuk sekolah yaitu pukul 09.00 dan waktu pulang pukul 16.00 waktu setempat. Di setiap satu jam pelajaran siswa-siswi diberikan waktu istirahat 15 menit istirahat relaksasi otot, untuk kemudian melanjutkan mata pelajaran lain.
Terlepas dari jam pelajaran sekolah tersebut, anak-anak di Jepang mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, mereka mengikuti les sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Begitupun dengan Negara Finlandia, sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik, ternyata mereka hanya menerapkan 4 sampai 5 jam perhari di sekolah dengan waktu istirahat 15-30 menit.
Adapun untuk siswa-siswi SMA Finlandia, lebih bebas karena hanya perlu berangkat sekolah pada jam pelajaran sesuai kelas dengan minat yang dipilih.
Kedisiplinan anak diajarkan bukan dari bangku sekolah saja, melainkan dari kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekitar lingkungan tinggal.
Menurut TS pribadi, dibandingkan harus merubah jam mulai kegiatan belajar mengajar di sekolah akan sangat lebih baik untuk memperbaiki kurikulum yang masih membuat bingung Guru dan murid karena sering berubah-ubah sebelum tanpa ada hasil yang maksimal.