Purna Warta — Sayidina Ali bin Abi Thalib kwz berkata, “Aku mampu bersabar terhadap orang-orang yang mempunyai dua sifat dan aku akan memaafkan mereka jika terdapat kekurangan dari kedua sifatnya. Namun aku tidak bisa bersabar terhadap dua tipe manusia. Yang pertama, manusia yang tidak punya akal dan selanjutnya manusia yang tidak punya agama.”[1]
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى رَفَعَهُ قَالَ قَالَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ ع مَنِ اسْتَحْكَمَتْ[2] لِي فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ خِصَالِ الْخَيْرِ احْتَمَلْتُهُ عَلَيْهَا وَ اغْتَفَرْتُ فَقْدَ مَا سِوَاهَا وَ لَا أَغْتَفِرُ فَقْدَ عَقْلٍ وَ لَا دِينٍ لِأَنَّ مُفَارَقَةَ الدِّينِ مُفَارَقَةُ الْأَمْنِ فَلَا يَتَهَنَّأُ بِحَيَاة
Yang dimaksud dengan akal adalah wasilah atau perantara untuk membedakan mana yang benar dan yang salah.
Adapun kelanjutan dari hadits dari Sayidina Ali kwz ini mengatakan bahwa jika tidak ada agama maka sama sekali tidak akan keamanan dan jika tidak ada akal maka kehidupan yang sehat akan musnah.
Nyatanya apa yang dikatakan oleh beliau ini benar adanya. Dalam sebuah buku dikatakan bahwsanya jika sebuah umat telah meninggalkan akal dan agamanya maka di dalam umat tersebut akan hidup hawa nafsu. Yakni hawa nafsu akan memimpin dalam setiap tingkah laku mereka.
Lebih jelasnya bahwa ketika kita mempunyai akal dan agama maka pada saat itu kita masih bisa menahan atau mengontrol hawa nafsu. Namun pada saat akal dan agama sudah tidak lagi Nampak dalam diri kita maka hawa nafsu lah yang akan mengontrol kita dan menjadikan kita sebagai penyembahnya.
Maka dari itu penting kiranya kita selalu memperhatikan akal dan agama kita. Jangan sampai kita hanya memperhatikan urusan materi kita saja. Misalnya dengan membaca al-Quran dan tafsirnya dari penafsir yang sehat akal dan hatinya bisa menjaga akal kita untuk tetap sehat.
Baca juga: Benarkah Uang Bisa Beli Kebahagiaan?