Adanya kejadian nahas tersebut membuat netizen penasaran terkait kehidupan dari keluarga pelaku Mario Dandy yang sering menunjukkan gaya hidup mewah di media sosial. Berujung pada pemecatan dari ayah si pelaku kekerasan dan diusutnya sumber kekayaan Rafael Alun Trisambodo yang diperkirakan mencapai 500 miliar rupiah.
Bukan hanya keluarga Mario Dandy Satriyo, netizen juga berburu keluarga-keluarga pejabat yang hobi pamer gaya hidup mewah di media sosial. Adapun beberapa pejabat yang diberhentikan dari pekerjaannya setelah menjadi sorotan warganet yaitu Esha Rahmansah Abrar dari Kemensetneg, Eko Darmanto dari Kemenkeu, Sudarman Harjasaputra dari BPN Jakarta Timur, dan Andhi Pramono Kepala Bea Cukai Makassar.
Dapat dikatakan apa yang disuarakan oleh netizen di media sosial merupakan suara rakyat, karena memang sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yaitu negara yang rakyatnya memiliki hak yang sama untuk mengambil keputusan bagi negaranya demi kemaslahatan bersama.
Peran penting netizen (masyarakat) disini tentu menurut saya pribadi perlu untuk diapresiasi, karena dengan kritisnya warganet dalam menyuarakan keadilan dan menegakkan kebenaran mampu membongkar kasus-kasus yang memang perlu untuk dibongkar karena mengakibatkan banyak kerugian bagi negara.
Secara tidak langsung netizen pun memaksa para pejabat untuk merubah gaya hidup mereka menjadi lebih sederhana atau low profile, karena saat mereka tidak merubah gaya hidup dan tetap memamerkan kekayaan apa lagi di media sosial, maka sama halnya dengan menggali lubang kubur sendiri karena sudah dapat dipastikan akan diberhentikan secara sementara atau dipecat karena Presiden pun telah menghimbau untuk para pejabat tidak pamer harta kekayaan untuk menghindari kecemburuan sosial.
Tentu dari banyaknya kejadian ini dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi kita semua, bahwa pamer tidak akan membawa dampak positif apapun melainkan mengundang petaka bagi para pelakunya.