PurnaWarta — Setelah kelompok Taliban berhasil menggulingkan dan merebut kekuasaan pemerintah Afghanistan di Kabul, perbincangan mengenainya menjadi begitu hangat di dalam bahasan politik luar negeri. Namun tahukan Anda mengenai siapa kelompok di Taliban yang paling ditakuti?
Dilansir dari CNN, sejumlah petinggi Taliban yang dikabarkan telah tiba di Kabul ini termasuk salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, hingga beberapa perwakilan jaringan Haqqani yang menduduki jabatan dalam organisasi tersebut seperti Khalil Haqqani.
Jaringan Haqqani merupakan salah satu kelompok pemberontak di Afghanistan yang merupakan afiliasi Taliban.
Haqqani disebut sebagai kelompok gerilyawan paling ditakuti di Afghanistan dan bertanggung jawab atas sejumlah serangan paling mematikan di Afghanistan selama beberapa tahun terakhir.
Serangan yang diluncurkan Jaringan Haqqani tak jarang merenggut nyawa warga sipil hingga pasukan asing di Afghanistan.
Perwakilan Jaringan Haqqani sejauh ini telah menduduki beberapa jabatan penting dalam Taliban dan diperkirakan menjadi salah satu pemain kuat di era kepemimpinan baru Taliban di Afghanistan.
Siapa Haqqani?
Kelompok ini dibentuk oleh Maulawi Jalaluddin Haqqani, seorang milisi pemberontak yang pernah menjadi aset Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA) saat perang Uni Soviet-Afghanistan berlangsung.
Nama Jalaluddin Haqqani mulai dikenal medio 1980 sebagai pemberontak anti-Soviet. Saat itu, ia aset berharga AS dan sekutu untuk menyalurkan senjata dan uang kepada pasukan Mujahidin demi melawan Uni Soviet.
Namun setelah Soviet angkat kaki dari Afghanistan, Jalaluddin Haqqani mulai membina hubungan dekat dengan para militan asing, termasuk Osama bin Laden yang merupakan pemimpin Al-Qaidah.
Jalaludin kemudian bersekutu dengan Taliban yang mulai mengambil alih kepemimpinan di Afghanistan pada 1996. Saat itu, ia pun didapuk sebagai seorang menteri oleh Taliban sampai kelompok itu digulingkan dari pucuk kepemimpinan di Afghanistan oleh AS dalam invasi 2001.
Kematian Jalaluddin Haqqani setelah lama sakit pada 2018 diumumkan oleh Taliban. Sang anak, Sirajuddin Haqqani pun secara resmi meneruskan takhta sebagai pemimpin Jaringan Haqqani.
Karena sektor finansial dan militer yang kuat ditambah dengan reputasi Jaringan Haqqani yang terkenal kejam, kelompok itu dianggap sebagai organisasi yang berjalan sendiri, meski tetap berada di dalam lingkaran Taliban.
Jaringan Haqqani sebagian besar berbasis di timur Afghanistan. Kelompok itu diduga memiliki sejumlah pangkalan di dekat perbatasan barat laut Pakistan.
Jaringan Haqqani semakin terlihat dalam kepemimpinan Taliban setelah Sirajuddin diangkat sebagai wakil pemimpin kelompok tersebut pada 2015
Jaringan Haqqani kerap disebut dalang sejumlah serangan paling mematikan di Afghanistan selama dua dekade terakhir.
Jaringan Haqqani kerap meluncurkan serangan bom bunuh diri dengan bahan peledak dalam jumlah besar. Selama ini, kelompok itu pernah melakukan serangan bom terhadap sejumlah instalasi militer dan kedutaan asing di Afghanistan.
Pada Oktober 2013, pasukan Afghanistan mencegat sebuah truk Jaringan Haqqani di timur negara tersebut. Menurut Pusat Kontra-terorisme Nasional AS, truk itu mengangkut hampir 28 ton bahan peledak.
AS telah menetapkan Jaringan Haqqani sebagai kelompok teroris asing. Organisasi itu saat ini juga sedang berada di bawah sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jaringan Haqqani juga dituduh melakukan sejumlah pembunuhan pejabat pemerintah Afghanistan, termasuk upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Hamid Karzai pada 2008.
Jaringan Haqqani juga pernah melakukan beberapa penculikan pejabat Afghanistan dan warga negara asing untuk meminta tebusan.
Beberapa analis menggambarkan Jaringan Haqqani sebagai “penghubung utama” Taliban dan Al-Qaidah.
Jaringan Haqqani telah muncul sebagai salah satu pemain serius dalam proyek politik Taliban saat ini, terutama ketika kelompok itu tengah berencana membentuk pemerintahan baru Afghanistan.
Beberapa analis menganggap pengangkatan Siirajuddin Haqqani sebagai wakil pemimpin Taliban enam tahun lalu turut memperkuat pengaruh Jaringan Haqqani dalam kelompok tersebut.
Dalam kolom yang ia tulis di The New York Times pada 2020 lalu, Sirajuddin menguraikan posisi Taliban dalam negosiasinya dengan AS.
Selain Sirajuddin, adiknya, Anas Haqqani, dan pamannya, Khalil Haqqani, juga telah ikut serta dalam pembicaraan pembentukan pemerintahan Afghanistan sejauh ini.
Anas dikabarkan telah berbicara dengan mantan Presiden Afghanistan, Karzai, di Kabul. Sementara itu, Khalil Haqqani juga telah berada di Kabul dan terlihat sempat memimpin salat Jumat di sana.
Sirajuddin dan Khalil saat ini juga masih terdaftar sebagai buronan paling dicari AS. Negeri Paman Sam bahkan membuka sayembara dengan hadiah jutaan dolar bagi siapa saja yang bisa menangkap keduanya.