Mengapa Banyak Agama?

Ketika doktrin Islam menyebut Tuhan hahya satu, maka hakikatnya yang Satu itu hanya menciptakan satu agama. Manusialah yang membuat agama itu menjadi berbeda satu sama lain.

Terus ayat yang menyebut وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ setiap umat mempunyai kiblat, maksudnya apa?

Itu informasi saja. Allah Swt. tidak sedang membenarkan semua kiblat itu. Jadi jika tidak bisa diajak untuk menghadap ke Masjidil Haram sebagai kiblat, ya sudah. Perintah Allah selanjutnya, adalah berlomba-lombalah dalam kebajikan.

Terus, bukankah dalam Almaidah ayat 48 disebutkan, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja)…”

Pada ayat tersebut digunakan diksi شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang diterjemahkan aturan dan jalan yang terang. Aturan dan jalan yang terang ini disebut syariat. Syariat bukan agama. Dalam ilmu mantik, relasi keduanya adalah umum dan khusus secara mutlak. Agama bersifat umum, sementara syariat lebih khusus. Syariat sudah pasti agama, tapi agama bukan hanya syariat.

Jadi, agama itu satu dan berlaku secara universal, sedangkan syariat berbeda antara umat yang satu dengan umat lainnya. Pada syariat berlaku nasakh, pada agama tidak. Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as dan Nabi Muhammad saw, syariatnya bisa berbeda, tapi agamanya tetap satu, sebab yang mengutus mereka dari sumber yang satu.

Lebih lanjut, relasi dengan agama lain, Islam bukan dalam posisi membenarkan tetapi memberi hak orang lain untuk menganut agama bukan Islam. Karena itu, Islam mengatakan tidak ada paksaan dalam agama.

Keyakinan hanya agama sendiri satu-satunya yang benar, adalah dokrin dasar setiap agama. Itu logis, wajar dan juga memang semestinya. Tapi apa keyakinan itu harus dipaksakan kepada iman yang beda? tentu ini yang tidak seharusnya. Sebab iman tidak bisa dipaksa-paksa. Iman berada di bagian hati paling sublim, yang tidak bisa diinterogasi siapapun.

Kalau Islam membenarkan semua agama, untuk apa ada dakwah? Untuk apa Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya mengajak orang-orang untuk masuk Islam? untuk apa berpegang teguh pada Islam? mending memilih agama lain yang lebih moderat dengan nafsu, kan sama-sama benar?

Yang lebih penting lagi, untuk apa Allah swt mengajak untuk berpegang teguh pada tali agama Allah kalau semua agama yang ada saat ini benar?

Tidak benarnya suatu agama, bukan berarti penganutnya harus dimusuhi apalagi dihabisi. Islam tidak pernah meminta penganutnya untuk memerangi orang lain karena agamanya, tapi memerangi karena lebih dulu memerangi,  karena mengingkari perjanjian  dan karena melakukan kerusakan di muka bumi. Bahkan seagama sekalipun, kalau salah satu, salah dua, atau ketiga-tiganya dilakukannya, ya perangpun bisa terjadi. Sebagaimana sejarah menyodorkan perang besar dalam internal Islam pernah terjadi. Relasi yang ingin dibangun Islam dengan agama yang lain adalah relasi dialog. Karena itu, Alquran mentitahkan, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Qs. An-Nahl: 125).

Dengan relasi dialog ini, Islam hendak mengembangkan toleransi antar umat beragama. Untuk hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis dan damai.

Jadi, mengapa banyak agama? ya manusia sendiri yang mengubah-ngubahnya dan merekayasanya sehingga akhirnya muncullah agama yang berbeda-beda satu sama lain. Innal insaana lirobbihii lakanuud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *