Ini Alasan Sebagian Non Muslim Tidak Mau Memakan Daging Babi

PurnaWarta — Islam jelas mengharamkan daging babi untuk dimakan namun tidak untuk agama lain. Pada tulisan kali ini kita akan mencari tahu apa sebabnya sebagian non muslim tidak mau memakan daging babi atau lebih besarnya sebagian non muslim pun jijik terhadap daging babi. Tulisan kali ini datang dari pengalaman seorang Kaskuskers dan teman non muslimnya.

Dikutip dari Kaskus, dengan akun Iskrim, ia mengatakan bahwa di dalaam pergaulan saya bersama teman-teman tidak pernah yang namanya memilih berdasarkan ras, suku, atau agama. Buat saya selama teman itu asik diajak berteman, bertoleransi, dan menghargai sesama adalah teman terbaik. Terdengar klise? Cobalah lakukan sebaliknya dari cara saya berteman, berapa lama kamu bisa bertahan?

Sebut saja namanya Hendra (nama samaran), jelas dia non Muslim adalah teman akrab saya sejak 2015 yang kini sudah beda kantor tapi kami sering bertemu pas makan siang bersama teman lainnya. Hendra yang non muslim ini pernah saya tanya kenapa dia tidak pernah makan daging babi, padahal yang orang muslim saja sebenarnya kepo sekali seperti apa rasanya daging babi itu.

“Ndra, selama gw temenan sama elo, kok gw gak pernah lihat elo bicara soal daging babi?,” tanya saya waktu itu. Wajah Hendra datar tapi disertai senyuman, terlihat dia sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan saya ini, tapi dia berusaha menjawab, “Kalaupun gw tawarin elo juga gak bakalan mau, lah gw sendiri aja gak doyan!”

Jawaban Hendra mungkin terlalu jamak karena menurut saya soal makanan kembali kesoal selera. Tapi secara spesifik Hendra dan keluarganya yang ternyata tidak menyukai daging babi itu menjelaskan alasannya.

Alasan pertama menurut keluarga mereka babi adalah pemakan segala, termasuk kotoran manusia dan kotorannya sendiri, itulah mengapa mereka jijik jika memakan dagingnya. Memang sih ada peternakan yang babinya benar-benar bersih dan terawat tapi apa setiap pedagang pasar yang menjual daging babi bisa menjamin kualitas dagingnya?

Salah satu keluarganya vegetarian (ayahnya), dan adik Hendra yang nomor 2 alergi gatal-gatal kalau habis makan daging babi, jadi ibunya tidak masak dengan bahan daging babi.

Memasak daging babi harus benar-benar matang, parasit dan cacing pitanya harus benar-benar mati otomatis merebusnya jadi lebih lama. Kadang ibunya tidak sabaran lebih memiliki daging sapi menjadi olahan daging sehari-hari.

Tidak pernah berniat pesan makanan instan dengan olahan yang ada daging babinya karena setiap akan makan teringat yang dimakan babi biasanya kotor dan tidak tahu kualitas kokinya jorok atau tidak.

Kesimpulannya sih menurut saya apapun agamamu diluar agama Islam bukan berarti mereka semua harus jadi pemakan daging babi. Buat mereka tidak ada larangan dan tidak ada keharusan memakan daging babi karena ini bicara suka dan tidak suka jenis makanannya. Tidak perlu saling menghakimi, setuju?

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *