Hubungan Indonesia-Iran: Tantangan, Peluang dan Prospek

kerjasama Indonesia-Iran

Oleh: Priadji Sulaiman*

Secara diplomatik, Indonesia dan Iran telah menjalin hubungan sejak lebih dari 70 tahun yang lalu. Sejak itu hubungan berkembang melewati masa pasang surut, mencapai salah satu puncaknya saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Teheran pada Desember 2016. Pertemuan tersebut menyusul sinyal positif setelah kesepakatan JCPOA setahun sebelumnya, meski sejak Mei 2018 ‘faktor eksternal’ masuk dan mempengaruhi hubungan tersebut terutama kegiatan perdagangan/ekonomi. Artikel pendek/sederhana ini berupaya secara singkat mengupas tantangan, peluang dan prospek hubungan kedua negara terhitung mulai tahun 2018 hingga saat ini, dimaksudkan sebagai pengantar untuk penulisan/karya lebih mendalam tentang hubungan tersebut.

Tantangan

Hubungan RI-Iran menghadapi tantangan terutama sejak 2018 ketika ‘faktor eksternal’ mempengaruhi sebagian besar kegiatan ekonomi/perdagangan Iran dengan banyak mitranya. Hal ini telah menyebabkan dampak signifikan serta memunculkan sikap ‘wait and see’ dari para mitra dagang. Wajar jika komunitas bisnis mengurangi kecepatan dalam mengantisipasi kejadian tersebut dan pada gilirannya juga berdampak pada operasi /transaksi bisnis bahkan pada level lebih resmi. Kemudian datang pandemi dengan dampak global yang menyebar ke seluruh belahan dunia, dan tak terkecuali membuat situasi menjadi sulit.

Dampak dari pandemi antara lain gangguan atau setidaknya penundaan sejumlah program yang telah direncanakan, termasuk antara kedua negara. Karena COVID-19, sejumlah kunjungan kedua belah pihak perlu dijadwal ulang sehingga berpengaruh pada penundaan dalam tahap implementasi.

Peluang

Meski menghadapi tantangan, Indonesia dan Iran tetap meyakini perkembangan hubungan kedua negara, dengan mempertimbangkan beberapa indikator antara lain: Peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara telah mengusulkan sejumlah program konkrit untuk/terkait kedua negara, pertemuan bilateral virtual pada 5 Juli 2021  sepakat untuk mengeksplorasi lebih mendalam tentang potensi dalam mengatasi pandemi COVID-19, kedua pemimpin telah berkomunikasi termasuk percakapan telepon antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Rouhani pada April 2020 ditambah ucapan selamat oleh Presiden Joko Widodo kepada presiden elect Ebrahim Raisi yang terpilih sebagai Presiden Iran berikutnya, serta sambutan Indonesia atas potensi kerjasama dengan Iran termasuk produksi/transfer teknologi bersama terkait alat/produk medis/farmasi, termasuk vaksin dan obat-obatan terapeutik untuk COVID-19 serta situasi di sekitar Iran terkait ‘faktor eksternal’ seperti disebutkan di atas, yang masih harus dihadapi Iran.

Prospek

Menghadapi tantangan namun sekaligus dapat dilihat sebagai peluang, hubungan Indonesia -Iran diperkirakan tetap akan berkembang. Peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara membuka upaya lebih lanjut untuk kolaborasi terutama dalam menangani isu-isu bilateral saat ini seperti COVID-19 dan terkait perdagangan.

Pembicaraan dan hal-hal lain yang tertunda antara kedua negara tampaknya terus dilanjutkan oleh pemerintahan baru mendatang di Tehran, sebagaimana disinggung saat pertemuan Bilateral pada 5 Juli 2021.

Hal lain yang memiliki prospek baik hubungan tersebut adalah kolaborasi pemberdayaan perempuan yang secara positif melibatkan setidaknya dua isu: industri rumah tangga dan penanganan COVID-19. Secara politik, sosial dan budaya, kedua negara telah membentuk platform, forum dan sebagainya untuk maksud di atas. Last but not least, namun justru salah satu kunci penting, yaitu ‘faktor eksternal’ atas Iran sebagaimana disebutkan di atas, namun harus disikapi dengan optimisme bahwa pada waktunya akan membaik.

Kesimpulannya, hubungan Indonesia-Iran dapat dilihat melalui tantangan, peluang dan prospek dan hingga kini masih menghadapi setidaknya dua isu utama yaitu pandemi dan  ‘faktor eksternal’ yang dapat menghambat upaya peningkatan hubungan bilateral RI-Iran khususnya terkait ekonomi-perdagangan.

Bersamaan itu, pandemi telah mendorong,  memotivasi penguatan kolaborasi lebih lanjut dan menggerakkan bagi solusi atas pandemi tersebut. Dilihat sebagai peluang, pandemi malah semakin mengharuskan adanya kerja kolaboratif lebih konkrit ke depan. Tantangan, kemudian diubah menjadi peluang, akan menghasilkan prospek yang baik. Indonesia dan Iran diyakini tidak akan pernah kehilangan kesempatan untuk memajukan hubungan untuk kepentingan rakyat dan kedua negara.

*Pemerhati isu/masalah Kebijakan Luar Negeri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *