PurnaWarta — Masyarakat Indonesia begitu sangat menyukai gorengan. Entah minyak goreng harganya naik atau tidak, gorengan tetap membahana di Indonesia. Mari kita cari tahu alasan mengapa Indonesia suka sekali dengan gorengan.
Dilansir dari Kaskus, di Indonesia kenapa sangat banyak aneka dagangan gorengan, dari berbagai macam jenis dan rupa bahan-bahannya seperti tahu, tempe, singkong, wortel, toge, kol, tape, ubi, dan banyak bahan lainnya apalagi gorengan yang dilapisi tepung.
Gorengan memang tak sekedar yang dilapisi tepung saja, dari ayam, ikan, telor, nasi, pisang, kentang sampai kerupuk semua bisa kita sebut gorengan. Semua bahan baik itu yang dicampur dengan bahan lain maupun tidak, bisa kita sebut sebagai gorengan.
Sadar atau gak, pastinya kita semua sudah terbiasa dengan makanan yang digoreng, nah dari semua itu tadi pasti ada pertanyaan kenapa sih masyarakat Indonesia senang dengan gorengan?
Bahkan walau ada yang bilang kalau gorengan itu banyak penyakit, tidak membuat makanan yang digoreng itu hilang, harga minya goreng mahal saja bisa bikin geger satu negara. Hmm, bagaimana pembahasan ini apakah cukup menarik!
Sebenarnya begini, masyarakat kita awalnya tidak mengenal teknik menggoreng dalam memasak, tetapi lebih banyak masakan saat itu dikeringin, diasinin, diasap, direbus, dikukus atau dipepes dan juga dibakar. Hal ini diketahui dari banyaknya prasasti yang ada.
Lantas tehnik menggoreng itu darimana?
Karena banyak pedagang dari luar terutama Tiongkok, dan masyarakat saat itu cukup open minded maka tehnik menggoreng ini mulai diperkenalkan dan beradaptasi dengan baik hingga mengenalkan berbagai jenis makanan yang digoreng. Dulu awalnya menggoreng itu dengan minyak babi, bergesernya waktu menggoreng dilakukan dengan minyak kelapa.
Rasa yang dihasilkan dengan tehnik menggoreng, membuat kenikmatan yang cukup berbeda, diantaranya lebih gurih, krunch, dan tentunya enak.
Hal itu juga bisa terjadi karena Indonesia salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, otomotis gorengan itu akan banyak diminati banyak orang.
Karena adanya lemak tak jenuh berdasarkan riset, tentu hal inilah yang membahayakan bagi tubuh.
Lantas apa kita stop aja makan gorengan?
Begini, kalau minyak yang ente pakai dirumah sekali pakai ketika menggoreng sebenarnya oke-oke aja, tapi masalahnya minyak yang dipakai para pedagang gorengan itu-itu saja terus sampai jadi berwarna hitam, tentu itu tidak sehat.
Orang Indonesia cenderung hidup irit dan hemat dibandingkan harus hidup sehat, jangankan di pedagang dirumah saja minyak jelanta bisa berapa kali pakai?