PurnaWarta — Banyak orang yang berusaha untuk membahagiakan orang lain. Mereka berpikir bahwa yang seharusnya bahagia bukan hanya dirinya namun orang lain pun berhak bahagia. Namun ada juga dan jumlahnya pun banyak, yang hanya memikirkan kebahagiaan dirinya sendiri saja.
Sebagian orang berusaha dengan ikhlas dan jujur untuk membahagiakan diri dan orang lain. Tentunya ini sangatlah terpuji. Mengapa di sini saya katakan berusaha ikhlas dan jujur? Itu semua karena, ketika kita hendak membahagiakan orang lain maka syaratnya kita harus ikhlas dan jujur.
Mengapa harus ikhlas, karena ketika kita sudah berusaha untuk bahagiakan dengan memperbaiki keadaan orang lain namun misalnya saja mereka lalai dan tidak perhatian pada kita maka secara manusiawi kita akan merasa sakit hati.
Bukankah begitu? Akan tetapi jika kita mengerjakannya secara ikhlas kita akan baik-baik saja ketika yang lainnya lalai akan usaha kita dalam memperbaiki keadaan mereka.
Sayidina Ali bin Abi Thalib kwj pernah berkata, “Dari kesempurnaan kebahagiaan adalah berusaha memperbaiki keadaan masyarakat.”
من كمال السعادة السعي في صلاح الجمهور
Selanjutnya syarat untuk membahagiakan orang lain adalah dengan kejujuran. Maksudnya adalah ketika kita hendak membahagiakan orang lain maka kita harus membahagiakannya dengan jalan yang diridhoi oleh Allah swt. Yakni jangan pernah kita menggunakan jalan haram untuk membahagiakan orang lain.
Misalnya, ada orang yang korupsi ratusan juta rupiah lalu dia menyumbangkan sembako pada faqir dan miskin. Apakah hal ini di terima di sisi-Nya? Pastinya tidak. Allah swt berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS.Al-Ma’idah:27)
Inilah dua syarat penting dalam membahagiakan orang lain yang harus kita ketahui.