Cara Perbaiki Mental Anak Yang Rusak Akibat Sering Dimarahi
14 Feb
Purnawarta — Mendidik anak merupakan sesuatu yang tidak mudah. Jika situasi orang tua sedang tidak baik kemudian anak nakal, kadang anak menjadi pelampiasan amarah kita. Tapi tahukah Anda jika memarahi anak tanpa alasan itu bisa mengganggu mental mereka.
Dilansir dari Kaskus, sering memarahi anak bisa mengganggu mental anak. Apalagi dilakukan terus menerus sampai tak terhitung berapa kali dalam sehari memarahi anak. Padahal sejatinya anak itu butuh kelembutan, anak butuh kasih sayang penuh dari ibunya. Lalu bagaimana bila kekerasan yang sering diberikan pada anak?
Semakin sering memarahi anak, anak akan semakin merasa tidak berguna jika anaknya berusia remaja. Tapi jika anak berusia masih SD atau usia PAUD, ia akan merasa betapa galaknya ayah dan ibu. Ya, jangankan anak SD atau Paud, kita saja yang sudah dewasa pun demikian toh?
Tapi jangan dijadikan beban bila sudah terlanjur sering memarahi anak. Akan selalu ada jalan keluar jika kita mau saling memperbaiki. Ada 9 cara memulihkan mental anak yang sering dimarahi. Berikut ulasannya.
1. Tunjukan Bahwa Anda Menyayanginya
Saat anak sedang merasa telah memarahi anak, maka jangan biarkan anak sendiri. Dekati dia, peluk, dan ungkapkan bahwa kita menyayanginya. Sebab dengan melakukan kontak fisik, secara otomatis anak akan tersentuh sampai ke hatinya. Ungkapan sayang itu akan anak rasa betapa orang tua menyayanginya. Sadar bahwa marah itu ada alasannya.
2. Jangan Malu untuk Meminta Maaf Pada Anak
Umumnya kita tahu bahwa keadaan seperti apapun, yang mempunyai kewajiban untuk minta maaf adalah anak kepada orang tua. Tapi dalam kasus ini beda lagi, saat orang tua telah memarahi anak, ya harus minta maaf. Ini mengajarkan pada anak, bahwa kita harus bisa menerima dan memahami setiap orang itu mempunyai kesalahan.
3. Beri Waktu untuk Bersama Lebih Lama
Sejatinya, anak itu membutuhkan waktu khusus untuk bersama dengan kita. Buat anak merasakan betapa berartinya kehadiran kita di sisinya. Jangan sampai anak merasa tidak nyaman dengan orang tua. Hingga apapun yang diucapkan orang tua malah menjadikan anak cepat tersinggung.
4. Menciptakan Hubungan Sederhana
Jangan terlalu muluk-muluk deh, jika yang sederhana mampu menyenangkan, kenapa harus yang mewah? Sebagai orang tua, harus menyelami dunia anak. Ada kalanya orang tua menjadi teman atau sahabat. Dengan begitu, anak akan lebih terbiasa dan terbuka untuk mengungkapkan emosinya.
5. Tidak Mengulangi Kesalahan yang Sama
Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya. Maka orang tua harus berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Apalagi jika orang tua sudah paham efek yang akan dihasilkan jika terlalu sering memarahi anak. Mari sama-sama saling mengendalikan emosi dan saling menjaga perasaan.
Walau bagaimana pun, namanya manusia tidak luput dari kesalahan. Tapi setidaknya kita telah berusaha untuk tidak selalu berbuat salah. Jika pun ternyata ditakdrikan melakukan kesalahan, jangan malu untuk memperbaikinya.