PurnaWarta — Teh merupakan minuman yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia bahkan di seluruh dunia. Berbagai macam teh hadir di hadapan kita. Ada teh hijau dan teh hitam.
Dilansir dari Kaskus, teh hitam dan teh hijau adalah dua jenis teh yang populer di seluruh dunia. Teh hitam diperoleh dari daun teh yang telah difermentasi sebelum dikeringkan, sedangkan teh hijau diperoleh dari daun teh yang tidak difermentasi.
Kedua jenis teh ini memiliki rasa dan aroma yang berbeda, serta kandungan antioksidan yang berbeda pula. Teh hitam biasanya memiliki rasa yang lebih kuat dan kaya daripada teh hijau, serta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi. Teh hijau, di sisi lain, memiliki rasa yang lebih lembut dan segar, serta kandungan antioksidan yang lebih tinggi daripada teh hitam.
Kedua jenis teh ini sangat baik untuk kesehatan, namun teh hijau dianggap lebih sehat karena kandungan antioksidannya yang lebih tinggi.
Warna teh hitam dan teh hijau
Warna teh hitam dan teh hijau dapat berbeda-beda tergantung pada jenis teh, proses pembuatannya, dan waktu pembuatan. Namun secara umum, teh hitam memiliki warna yang lebih gelap daripada teh hijau.
Teh hitam biasanya memiliki warna coklat kehitaman atau coklat keperakan setelah dikeluarkan dari kantong teh atau sachet teh. Warna ini disebabkan oleh proses fermentasi yang diaplikasikan pada daun teh sebelum dikeringkan, yang mengubah senyawa kimia dalam daun teh dan menyebabkan perubahan warna.
Sedangkan teh hijau memiliki warna yang lebih terang, yaitu hijau atau hijau kekuningan. Warna ini disebabkan oleh kandungan chlorophyll yang tinggi dalam daun teh yang tidak difermentasi, yang tidak berubah selama proses pembuatannya.
Perlu diingat bahwa warna teh juga bisa dipengaruhi oleh kondisi cuaca, lokasi, dan cara penanaman teh, sehingga warna teh yang sama dari produsen yang berbeda bisa saja berbeda.
Nama lain teh hitam dan teh hijau
Teh hitam dan teh hijau juga dikenal dengan beberapa nama lain yang berbeda-beda di seluruh dunia.
Teh hitam, yang juga dikenal sebagai “red tea” atau “black tea” dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama “hong cha” atau “hei cha” dalam bahasa Mandarin, “kuromamecha” atau “koucha” dalam bahasa Jepang, “noir” atau “thé noir” dalam bahasa Perancis, “schwarzer tee” dalam bahasa Jerman, dan “tè nero” dalam bahasa Italia.
Teh hijau, yang juga dikenal sebagai “green tea” dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama “lu cha” atau “qing cha” dalam bahasa Mandarin, “ryokucha” atau “aoseicha” dalam bahasa Jepang, “vert” atau “thé vert” dalam bahasa Perancis, “grüner tee” dalam bahasa Jerman, dan “tè verde” dalam bahasa Italia.
Beberapa nama lain yang digunakan untuk teh hijau diantaranya ‘Matcha’ dari Jepang, “Dragonwell” dari China, “Sencha” dari Jepang, “Gyokuro” dari Jepang.
Tingkat oksidasi teh hitam dan teh hijau
Tingkat oksidasi adalah salah satu faktor yang membedakan teh hitam dan teh hijau. Oksidasi adalah proses di mana enzim dalam daun teh bereaksi dengan oksigen di udara, yang menyebabkan perubahan warna, rasa, dan aroma daun teh.
Teh hitam memiliki tingkat oksidasi yang tinggi, karena daun teh digunakan dalam proses ini di fermenkan sebelum dikeringkan. Proses fermentasi ini menyebabkan oksidasi yang cukup tinggi, sehingga daun teh menjadi coklat kehitaman atau coklat keperakan dan menghasilkan rasa yang kaya dan aroma yang kuat.
Sedangkan teh hijau memiliki tingkat oksidasi yang rendah, karena daun teh tidak difermentasi sebelum dikeringkan. Proses pembuatannya yang cepat dan pengeringan daun teh dengan cepat juga mencegah daun teh dari teroksidasi, sehingga daun teh tetap hijau dan menghasilkan rasa yang lembut dan segar serta aroma yang lebih lembut.
Tingkat oksidasi yang berbeda juga mempengaruhi kandungan polifenol, flavonoid, kafein yang berbeda pula dalam teh hitam dan teh hijau.
Kadar kafein dalam teh hitam dan teh hijau
Kadar kafein dalam teh hitam dan teh hijau bervariasi tergantung pada jenis teh, proses pembuatannya, dan jumlah daun teh yang digunakan dalam satu cangkir. Namun, secara umum teh hitam memiliki kadar kafein yang lebih tinggi daripada teh hijau.
Teh hitam memiliki kadar kafein yang lebih tinggi karena proses fermentasi yang digunakan dalam pembuatannya mengaktifkan enzim yang mengubah senyawa kimia dalam daun teh, termasuk kafein. Rata-rata, teh hitam mengandung antara 30 hingga 60 mg kafein per cangkir (8 ons). Namun, kadar kafein dalam teh hitam bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada jenis teh, metode pembuatannya dan jumlah daun teh yang digunakan.
Sedangkan teh hijau memiliki kadar kafein yang lebih rendah karena proses pembuatannya yang cepat dan pengeringan daun teh dengan cepat mencegah daun teh dari teroksidasi, sehingga kandungan kafein dalam daun teh tetap utuh. Rata-rata, teh hijau mengandung antara 15 hingga 60 mg kafein per cangkir. Namun, kadar kafein dalam teh hijau juga bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada jenis teh, metode pembuatannya dan jumlah daun teh yang digunakan.
Manfaat teh hitam dan teh hijau
Teh hitam dan teh hijau masing-masing memiliki manfaat kesehatan yang berbeda-beda.
Teh hitam dikenal kaya akan antioksidan yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Kafein yang terkandung dalam teh hitam juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki fungsi otak. Teh hitam juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Sedangkan teh hijau memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan teh hitam. Teh hijau juga kaya akan polifenol, flavonoid, dan katekin yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Teh hijau juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker, dan obesitas. Teh hijau juga dipercaya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah dalam tubuh.
Kedua jenis teh juga dipercaya dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, dan memperbaiki kesehatan tulang. Namun, perlu diingat bahwa manfaat kesehatan dari teh tergantung pada jenis teh, metode pembuatannya, dan jumlah yang dikonsumsi.