Abu Nawas Kini Pergi untuk Mencari Neraka

PurnaWarta — Kisah Abu Nawas sebenarnya kisah yang mengandung hikmah yang bisa direnungkan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah bernuansa pendidikan Islami ini biasanya dikemas dengan cerita yang menarik dan tak pernah bosan untuk disimak.

Suatu ketika, usai salat Duhur, Abu Nawas berkeliling Baghdad sembari membawa sebuah lampu penerang. Ia kemudian berhenti di setiap sudut rumah dan kemudian memantau situasi sekitar.

Tingkah Abu Nawas ini kemudian menggegerkan penghuni Baghdad. Bagaimana tidak. Abu Nawas yang selama ini dikenal orang cerdas tiba-tiba berjalan di siang hari ketika sinar matahari masih menyinari  sambil membawa lampu.

Kemudian salah seorang warga Baghdad mengatakan bahwa Abu Nawas mulai gila. Hal tersebut kemudian ditimpali orang Baghdad lainnya yang juga berkata, “Khalifah Harun Al Rasyid pasti malu punya staf ahli gila.”

Mendapat berbagai perkataan dari orang, Abu Nawas tidak peduli. Bahkan kemudian esok harinya, dia kembali lagi keluar rumah dan melakukan hal yang sama.

Tetapi saat keluar rumah, Abu Nawas berangkat lebih pagi lagi. Saat melakukan aksinya, ia tak bersuara dan terus melihat situasi sekitar kanan dan kiri sambil menggoyangkan tangannya yang membawa lampu minyak.

Pada hari kedua, beberapa orang masih menganggap Abu Nawas sebagai orang waras. Makanya, mereka kemudian bertanya kepada Abu Nawas tentang apa yang ia cari di siang hari dengan lampu yang ia bawa. Abu Nawas kemudian menjawab, “Aku sedang mencari neraka”. Mendengar perkataan Abu Nawas, mereka kemudian berfikir Abu Nawas mulai gila.

Kemudian hari ketiga, Abu Nawas tetap melakukan hal yang sama. Ia tetap clingak-clinguk di kanan kiri rumah orang sambil tangannya membawa lampu minyak digoyang-goyangkan. Dari situ, orang-orang mulai tak sabar.

Undang-undang Baghdad melarang orang-orang gila berkeliaran. Sebab, hal tersebut dirasa bahaya karena seseorang bisa membunuh orang lain dengan berpura-pura gila atau mengintip orang mandi dengan berpura-pura gila.

Karena itu, Abu Nawas ditangkap dan diserahkan ke istana. Sejumlah musuh politik Harun al-Rasyid kemudian bergembira. Kegilaan Abu Nawas kemudian mereka goreng untuk menyudutkan wibawa Harun al-Rasyid.

Benar saja, Khalifah Harun malu akan tingkah laku Abu Nawas. Dia kemudian bertanya dengan nada yang keras, “Abu Nawas Apa yang kamu lakukan dengan lampu minyak itu siang-siang?”

Abu Nawas menjawab, “Hamba mencari neraka, paduka yang mulia”. Kemudian Harun berkata, “Kamu gila, Abu Nawas, Sohib kamu gila.” Abu Nawas menimpali, “Tidak paduka, merekalah yang gila.”

Kemudian Harun kembali bertanya, “Siapa mereka?” Abu Nawas kemudian meminta orang-orang yang tadi menangkap dan menggiring dirinya menuju istana, dikumpulkan di depan istana. Setelah mereka berkumpul di depan istana, Khalifah Harun dan Abu Nawas mendatang mereka.

Abu Nawas kemudian berkata, “Wahai kalian yang mengaku waras, apakah kalian selama ini menganggap orang lain yang berbeda pikiran dan berbeda pilihan dengan kalian adalah munafik?”

Mereka menjawab, “Benar.” Abu Nawa kembali bertanya, “Apakah kalian juga menyatakan para munafik itu sesat?” Orang-orang kembali menimpali, “Betul, dasar sesat!” Abu Nawas lagi-lagi bertanya, “Jika mereka munafik  dan sesat, apa konsekuensinya?”

Orang-orang tersebut kemudian kembali, “Hai Abu Nawas, kamu gila ya? Orang munafik pasti masuk neraka! Dasar munafik kamu.”

Abu Nawas berkata, “Baik, saya munafik, sesat dan masuk neraka. Di mana neraka yang kalian maksud? Punya siapa neraka itu?”

Orang-orang yang yang dikumpulkan tadi merasa tidak senang terhadap Abu Nawas. Mereka merasa diledek oleh  mimik Abu Nawas. Mereka kemudian menjawab pertanyaan Abu Nawas. “Hai Abu Nawas, tentu saja neraka ada di akhirat dan itu milik Allah. Kenapa kamu tanya?”

Abu Nawas kemudian berkata kepada Harun al-Rasyid. “Paduka mohon maaf, tolong sampaikan kepada mereka bahwa neraka  ada di akhirat dan yang punya neraka itu adalah Allah. Mengapa mereka di dunia ini gemar sekali menentukan orang lain masuk neraka? Apakah mereka asisten Allah yang tahu bocoran catatan Allah?  Atau jangan-jangan merekalah yang gila?”

Mendengar perkataan Abu Nawas, Khalifah Harun al-Rasyid kemudian tertawa kecil. Di matanya Abu Nawas tetap lelaki jenaka. Dia lalu berkata sambil tertawa, “Abu Nawas besok siang lanjutkan cari neraka. Jika sudah ketemu, jebloskan orang-orang ini ke dalamnya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *