PurnaWarta — Tradisi salam tempel merupakan sebuah tradisi yang masyhur di masyarakat Indonesia di kala tiba hari raya Idul Fitri. Tidak lebih dari dua minggu lagi, tahun ini kita akan menyambut hari raya lebaran. Sudahkan Anda menyiapkan cuan untuk salam tempel?
Pengeluaran ini boleh dibilang penting tidak penting. Sebab, mungkin tidak wajib seperti pembayaran zakat dan tidak mendesak seperti pembayaran tunjangan hari raya (THR) bagi asisten rumah tangga hingga supir.
Namun, tetap menjadi pengeluaran yang biasanya dilakukan masyarakat, entah karena faktor kebiasaan atau pun gengsi.
Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning Agustina Fitria mengatakan pengeluaran untuk ‘salam tempel’ sebenarnya sah-sah saja, asal dilakukan dengan nominal yang wajar. Selain itu, harus disesuaikan dengan keseluruhan pengelolaan keuangan.
“Jangan gengsi demi status sosial, tetap perhatikan ketahanan keuangan keluarga dulu,” ucap Agustina kepada CNNIndonesia.com, Jumat (30/4).
Berikut tips menyiapkan dana ‘salam tempel’
1. Buat Prioritas
Menurut Agustina, pengeluaran ‘salam tempel’ masuk dalam pos THR. Tapi, hal ini bukan berarti begitu dapat THR, langsung dialokasikan untuk ‘salam tempel’.
“Buat prioritas dulu, THR mau dipakai untuk apa saja, misalnya makanan, pakaian, sesuai kebutuhan tiap rumah tangga. Begitu juga kewajiban seperti membayar THR pekerja rumah atau petugas kebersihan dan keamanan,” katanya.
2. Hitung Nominal
Bila seluruh prioritas sudah terpenuhi dan masih ada sisa dana untuk ‘salam tempel’, barulah susun kebutuhan nominalnya. Kendati tak ada aturan khusus, Agustina memberi masukan agar penentuan nominal rasional.
“Karena ini sifatnya sukarela, jadi tiap orang berhak menentukan mau memberikan dalam jumlah berapa,” ujarnya.
3. Sumber Lain
Jika dana THR tidak cukup, namun tetap merasa perlu memberi ‘salam tempel’, maka carilah sumber lain.
“Sebelum pandemi, umumnya orang mengeluh kantong jebol saat hari raya. Nah berarti THR-nya tidak cukup, maka perlu disiapkan dari setahun sebelumnya, misalnya disisihkan dari gaji bulanan, bonus jika ada, atau penghasilan sampingan yang tidak rutin,” jelasnya.
Tapi, berhubung masih dalam situasi pandemi covid-19, maka Agustina menyarankan kebutuhan THR sekalipun bisa dipenuhi dari sumber lain, agar tetap ditimbang matang-matang. Khususnya, bila dana darurat sempat tergerus akibat dampak pandemi.
“Kalau dana darurat sudah terkikis selama awal pandemi tahun lalu dan sekarang pemasukan sudah ada perbaikan, maka sebaiknya THR juga disisihkan untuk mengisi kembali pundi dana darurat yang menipis itu dulu,” tuturnya.
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad menambahkan penggunaan sumber lain untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran ‘salam tempel’ sebenarnya boleh dilakukan. Misalnya, dengan merogoh tabungan dan investasi.
Syaratnya, memang sudah ada pos tabungan dan investasi yang sengaja disiapkan untuk kebutuhan ‘salam tempel’ ini. “Jadi kalau memang sudah jauh-jauh hari nabung, disisihkan untuk ini, ya tidak apa, sehingga tidak mengganggu pos tabungan atau investasi lain,” kata Teja, sapaan akrabnya.
Hanya satu hal yang paling tidak disarankan, yaitu menggunakan utang untuk sekadar memberi ‘salam tempel’.