Presiden Ukraina Vladimir Zelensky akan melewatkan pertemuan NATO di Lithuania pada bulan Juli, kecuali jika aliansi tersebut memberikan jaminan keamanan yang diinginkan kepada Kiev. Financial Times melaporkan hal ini pada hari Rabu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Zelensky telah “menjelaskan kepada para pemimpin NATO bahwa ia tidak akan menghadiri KTT Vilnius tanpa jaminan keamanan yang nyata dan peta jalan untuk aksesi,” kata surat kabar itu.
Ukraina secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan blok yang dipimpin AS itu pada September 2022, dengan alasan bahwa pertahanan kolektif yang diberikan kepada anggota diperlukan untuk keamanan Kiev melawan Rusia. Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara menetapkan bahwa serangan bersenjata terhadap satu anggota NATO “akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua.”
Sementara permintaan Ukraina sangat didukung oleh negara-negara Nordik dan Baltik, serta Polandia, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu menyarankan agar Kiev ditawari “sesuatu antara keamanan yang diberikan kepada Israel dan keanggotaan penuh.”
FT mengutip empat pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa AS dan Jerman menentang permintaan Kiev untuk “hubungan yang lebih dalam” dengan aliansi tersebut, termasuk potensi peta jalan, pada bulan April.
“Kami akan mencari cara untuk mendukung aspirasi Euro-Atlantik Ukraina, tetapi saat ini kebutuhan mendesak di Ukraina bersifat praktis sehingga kami harus fokus pada membangun kemampuan pertahanan dan pencegahan Ukraina,” ujar Dereck Hogan, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab untuk urusan Eropa, bulan lalu.
Perdana Menteri Lithuania Ingrida Simonyte, yang akan menjadi tuan rumah acara NATO pada 11-12 Juli, mengatakan pada hari Jumat bahwa akan “sangat menyedihkan” jika ada yang bisa menafsirkan hasil KTT Vilnius sebagai “kemenangan Rusia.”
Moskow memandang ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan mengutip kebijakan pintu terbuka blok itu sebagai alasan konflik militer dengan Ukraina. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin mengatakan baru-baru ini bahwa kenetralan Ukraina adalah salah satu syarat untuk perdamaian abadi antara Ukraina dan Rusia.