Amerika Serikat, sekali lagi, atas perintah Presiden Donald Trump, menyerang sebuah kapal di perairan internasional di lepas pantai Venezuela dengan dalih mengangkut narkoba.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, Presiden Donald Trump pada hari Selasa (14/10/2025) mengumumkan, “Di bawah wewenang tetap saya sebagai Panglima Tertinggi, pagi ini Menteri Perang memerintahkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal yang berafiliasi dengan organisasi teroris yang beroperasi di wilayah tanggung jawab Komando Selatan, tepat di lepas pantai Venezuela.”
“Berdasarkan intelijen yang terverifikasi, kapal itu beroperasi dalam perdagangan narkotika, terkait dengan jaringan narkoba teroris ilegal, dan berlayar melalui rute yang diketahui,” kata Trump.
Serangan itu terjadi di perairan internasional, kata presiden, dan enam teroris narkotika tewas. Tidak ada personel AS yang terluka.
Amerika Serikat telah melakukan serangkaian serangan dalam beberapa pekan terakhir terhadap kapal-kapal yang diklaimnya membawa kiriman narkoba dari Venezuela. Trump mengklaim bahwa setiap kapal yang dihancurkan berisi cukup narkoba untuk “membunuh lebih dari 25.000 warga Amerika”.
Ketegangan antara Washington dan Caracas semakin meningkat akibat pengerahan pasukan AS di Karibia.
Presiden AS sebelumnya mengumumkan, dalam konteks meningkatnya ancaman terhadap Caracas, bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan untuk menyerang kartel narkoba “yang datang melalui darat” di Venezuela.
Maduro sebelumnya menyatakan dalam sebuah pidato di sebuah upacara di Universitas Militer Bolivarian Venezuela, “Kita tidak akan pernah menjadi halaman belakang, koloni, atau budak dari kekaisaran hegemonik mana pun.”
Presiden Venezuela mengingatkan, “Masalah bangsa saat ini bukanlah [pilihan] antara “tanah air atau kematian,” tetapi antara “kemerdekaan dan menjadi koloni”, atau antara “perbudakan dan menjadi bangsa yang merdeka”.