India dan Bangladesh akan memulai perdagangan menggunakan mata uang lokal dalam beberapa minggu mendatang. Seorang pejabat Bank Bangladesh mengatakannya kepada Sputnik.
Tidak ada batas waktu yang pasti kapan perdagangan mata uang nasional akan dimulai, tetapi kami berharap dapat dimulai dalam satu atau dua bulan,” kata Mezbaul Haque, Direktur Eksekutif Bank Bangladesh, bank sentral negara tersebut.
Ia mencatat bahwa Gubernur Bank Bangladesh, Abdur Rouf Talukder, dan Bank Cadangan India (RBI), Shaktikanta Das, membahas masalah tersebut pada pertemuan di antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 (FMCBG) di Bengaluru pada bulan Februari.
Talukdar mengatakan penyelesaian perdagangan dalam Indian Nation Rupee (INR) dan Taka, akan mengurangi tekanan pada mata uang asing dan menurunkan biaya transaksi.
Saat ini, dolar AS adalah mata uang utama perdagangan antara kedua negara. Dolar AS dikonversi ke mata uang nasional masing-masing, sebuah proses yang menimbulkan kerugian pasar pertukaran.
Menurut data yang tersedia di Kementerian Luar Negeri India (MEA), perdagangan bilateral menyentuh 18,14 miliar dollar pada 2021-22, dengan produk ekspor India bernilai lebih dari 16 miliar dollar ke tetangga timurnya.
Pejabat Bangladesh juga berpandangan bahwa perdagangan mata uang lokal akan menurunkan biaya perjalanan ke India, mengingat banyak warga Bangladesh mengunjungi tetangga timurnya itu untuk pariwisata, pendidikan, dan mendapatkan perawatan medis.
Sesuai laporan pemerintah Bangladesh, sekitar 2 miliar dolar dihabiskan setiap tahun oleh warga negara yang bepergian ke India.
Dorongan India untuk De-Dolarisasi
Aktivasi perdagangan mata uang lokal antara India dan Bangladesh sejalan dengan dorongan berkelanjutan New Delhi untuk menjauh dari dolar AS, setelah gangguan perdagangan yang disebabkan oleh sanksi barat terhadap Moskow tahun lalu.
Selain India, ekonomi besar lainnya seperti China serta banyak negara berpenghasilan kecil dan menengah juga secara aktif mengejar opsi perdagangan mata uang lokal untuk menghindari sanksi dan melindungi diri dari gangguan lain di masa depan.
Pemerintah India berhubungan dengan sekitar 19 negara dalam upaya untuk beralih ke perdagangan mata uang lokal.
New Delhi sedang dalam pembicaraan dengan hampir 19 negara untuk memperdagangkan mata uang lokal, yang menurut India akan mengatasi gangguan dalam perdagangan yang disebabkan oleh sanksi barat dan faktor eksternal lainnya.
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri (FTP) baru India untuk 2023-28 yang diluncurkan tahun ini berupaya untuk “mendorong” perdagangan dalam rupee untuk meningkatkan status internasional mata uang India.