[KARIKATUR] – Tiga Poin Penting Terpilihnya Yahya Sinwar Sebagai Pemimpin HAMAS

Terpilihnya Yahya Sinwar, juga membuktikan kepercayaan dua sayap Hamas, baik politik maupun militer terhadap Sinwar, sebagai orang yang kuat dalam mengelola Hamas, baik di dalam maupun luar negeri, di masa perang.
Tiga poin penting tentang terpilihnya Yahya Sinwar,

Baca juga: [KARIKATUR] – Presiden Iran Beri Ucapan Selamat Untuk Hari Nasional Singapura dan Berharap Bisa Perluas Kerjasama dengan Singapura

1. Persatuan dan Perlawanan di Hadapan Israel
Terpilihnya Yahya Sinwar, bukan hanya sekadar indikasi persatuan internal dalam level hubungan di antara sayap Hamas, di Gaza, dan di luar, tapi juga pesan tegas untuk Israel. Pesan ini adalah bahwa Hamas, tetap kuat, dan punya kemampuan melawan tantangan-tantangan fase baru seusai teror Haniyeh. Setelah Israel, berhasil meneror Haniyeh, di luar Palestina, yang dilakukan untuk melemahkan tekad perlawanan di Gaza, dan menunjukkan kemampuan militer serta intelijen Israel, sekarang perhatian harus ditumpahkan pada Sinwar. Orang yang bukan hanya dikenal sebagai perancang operasi Badai Al Aqsa, tapi sekarang sebagai pemimpin politik Hamas.

2. Menghina musuh
Perdana Menteri Rezim Israel, Benjamin Netanyahu, mempromosikan teror Ismail Haniyeh, sebagai simbol kemampuan Israel, dalam meneror para pemimpin senior sayap politik Hamas. Akan tetapi terpilihnya Yahya Sinwar, sebagai pengganti Haniyeh, dalam bentuk tertentu adalah penghinaan terhadap Netanyahu, dan menambah rasa malu baginya, karena Israel, sampai sekarang tidak berhasil meneror Sinwar, orang yang dianggap sebagai penyebab utama. Dengan demikian setelah terpilihnya Sinwar, Netanyahu, dalam kelanjutan propagandanya yang menganggap teror Haniyeh, dan klaim teror Komandan Brigade Al Qassam, Mohammed Deif, dan wakilnya, Marwan Issa, sebagai keberhasilan dalam meraih target perang, saat ini menghadapi tantangan besar.

3. Perundingan di Jalur Komandan Medan Tempur
Teror Ismail Haniyeh, orang yang dikenal sebagai tenaga pendorong sayap politik Hamas, untuk mencapai kesepakatan menghakhiri perang, dengan terang menunjukkan bahwa Netanyahu, berusaha lari dari kesepakatan, dan ingin memperpanjang perang. Terpilihnya Sinwar, sebagai pengganti Haniyeh, memiliki tiga agenda penting yang diusung Hamas, terkait perundingan. Pertama, bahwa Hamas, tidak lagi bersedia untuk melanjutkan perundingan, selama Netanyahu, terus melanjutkan penipuannya terhadap mereka.
Kedua, kesimpulan dalam perundingan harus ditentukan oleh perlawanan di medan tempur, dan ketiga, mulai saat ini mediasi-mediasi harus dirundingkan terlebih dahulu dengan Sinwar, untuk menentukan kerangka segala bentuk kesepakatan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *