Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengumumkan bahwa rezim Zionis menunda pelaksanaan protokol kemanusiaan dari perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.
Rezim Zionis dengan dukungan Amerika Serikat melancarkan perang yang menghancurkan terhadap penduduk Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga dilaksanakannya perjanjian gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari 2025.
Baca juga: [KARIKATUR] – Saudi Lebih Memilih Investasi Ke AS Dari Pada Bergabung Dengan BRICS
Perang tersebut mengakibatkan kerusakan besar-besaran dan kelaparan yang mematikan, dan menyebabkan lebih dari 47.000 warga Palestina gugur dan lebih dari 111.000 lainnya terluka, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Menurut Parstoday, Abdul Latif Al-Qanoo, Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) hari Jumat (7/2/2025) mengatakan bahwa Hamas berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata guna mewujudkan kepentingan rakyat.
“Tapi rezim pendudukan terus menunda pelaksanaan protokol kemanusiaan dari perjanjian tersebut, terutama masalah suaka, kamp, peralatan pemindahan puing, dan bahan bakar.”
Juru bicara gerakan Hamas menambahkan,”Kami memuji semua negara yang menentang pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai pemindahan penduduk Jalur Gaza”.
“Posisi Palestina terhadap rencana Trump dan Netanyahu dalam hal ini disatukan dan didukung oleh negara-negara Arab, Islam, dan internasional” tegasnya.