Purna Warta – Presiden AS Joe Biden telah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berhenti berperang selama tiga hari guna menyelesaikan masalah tawanan.
Sekaitan dengan hal ini, Biden mengatakan dirinya meminta Benjamin Netanyahu untuk menghentikan bentrokan pada hari Selasa (07/11/2023) melalui panggilan telepon. Pejabat AS dan Israel mengatakan, Presiden Biden mengatakan bahwa jeda tiga hari dapat membantu membebaskan beberapa sandera di Gaza.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak permintaan Biden untuk melakukan gencatan senjata selama tiga hari.
Menanggapi penolakan Amerika terhadap pendudukan kembali Gaza, Netanyahu mengancam, Saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Hamas dilenyapkan, tetapi [perang] tidak akan berakhir dengan mengeliminasi mereka.
Netanyahu juga menekankan kelanjutan perang dan menekankan bahwa “kita perlu kesabaran sampai akhir misi menghancurkan Hamas dan kita tidak ingin kemenangan setengah-setengah”.
Penentangan Netanyahu yang jelas terhadap permintaan Biden untuk melakukan gencatan senjata selama tiga hari menunjukkan bahwa rezim Zionis tidak menghargai sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, dan hanya memanfaatkan Amerika sesuai dengan tujuan yang diinginkannya.
Padahal Biden melakukan perjalanan ke Palestina Pendudukan pada awal perang Gaza dan di bawah serangan roket ke Tel Aviv oleh Hamas, untuk bertemu dan menyatakan dukungan kepada Netanyahu serta menyatakan komitmen Washington untuk melindungi Israel.
Namun perdana menteri Zionis bahkan tidak bersedia menerima permintaan yang tidak begitu mendasar presiden Amerika Serikat bahwa gencatan senjata selama tiga hari hanya dengan tujuan membebaskan para tawanan.