Purna Warta – Seiring berlanjutnya kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan vonis kejahatan rezim ini di Mahkamah Internasional Den Haag, kini gelombang protes atas kejahatan Israel terus meningkat.
Bahkan kini segala bentuk dukungan terhadap rezim Zionis Israel di opini publik, bahkan di negara-negara pendukung Tel Aviv, dinilai sebagai mitra dalam kejahatan rezim ini terhadap kemanusiaan dan genosida.
Berkaitan dengan hal ini, berbagai lembaga dan aktivis HAM Palestina mengadukan anggota pemerintah Amerika ke pengadilan di Oakland, negara bagian California karena tidak mencegah pembantaian massal rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Dalam pengaduan ini, Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken serta Menteri Pertahanan Lloyd Austin disebutkan sebagai terdakwa yang berpartisipasi dalam genosida bangsa Palestina di Jalur Gaza.
Padahal, sejak awal perang Israel melawan rakyat Gaza, Amerika selalu bersama rezim Zionis sebagai pendukung politik dan senjata Israel.
Dalam kunjungan rutinnya ke Tel Aviv, para pejabat Amerika menekankan kerja sama dan dukungan Amerika terhadap rezim ilegal ini; Seperti pada kunjungan terakhir Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke beberapa negara di kawasan, ia berbicara tentang tetap mendukung Israel dan tidak setuju untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.
Selain itu, selama empat bulan terakhir, pemerintah Amerika telah memberikan senjata senilai jutaan dolar kepada Zionis. Menurut laporan yang dipublikasikan, Amerika Serikat sejauh ini telah mengirimkan 230 pesawat kargo dan 20 kapal kargo senjata ke tentara Israel.
Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Washington juga mengumumkan pengiriman kiriman senjata baru termasuk puluhan helikopter Apache, pesawat F-35, dan F-15 ke Israel, meskipun ada tekanan internasional dan kecaman terhadap Tel Aviv di Mahkamah Internasional karena genosida warga Palestina.
Dukungan nyata pemerintahan Biden terhadap genosida Palestina bahkan membuat sekutu politik presiden Amerika di Kongres negara ini bersuara.
Senator “Bernie Sanders” mengatakan dalam konteks ini: Amerika Serikat memberikan bantuan militer sebesar 3,8 miliar dolar kepada Israel setiap tahun, dan sekarang semua bom dan peralatan militer yang digunakan untuk menghancurkan Gaza semuanya dibuat di Amerika Serikat. Dengan kata lain, kita semua terlibat dengan apa yang terjadi di Gaza, dan apa yang terjadi tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Tentu saja, dukungan Washington terhadap kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh Zionis di Gaza tidak hanya terbatas pada bidang militer dan pasokan senjata yang dibutuhkan Israel, bahkan Washington juga selalu mendukung Zionis di dunia. Misalnya, pemerintah AS telah memveto beberapa rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menetapkan gencatan senjata di Gaza, dan dengan tindakan ini, Amerika telah memberi ruang kepada Israel untuk melanjutkan genosida terhadap warga Palestina.
Namun, terlepas dari upaya terus-menerus yang dilakukan pemerintah Amerika untuk mendukung Israel, banyak warga Amerika yang menuntut diakhirinya bantuan pemerintahan Biden kepada Israel dan meneriakkan slogan-slogan yang menentangnya pada kampanye pemilu dirinya. Seperti dalam beberapa pertemuan tersebut, pengunjuk rasa tampil dengan pakaian merah dan boneka kain yang diwarnai merah serta meletakkan cairan berwarna darah yang dimasukkan ke dalam botol plastik di tempat pidato Joe Biden. Dalam kampanye lainnya, para pendukung Palestina beberapa kali menyela pidato Biden dengan meneriakkan slogan-slogan.
Di kondisi seperti ini, sekelompok orang juga berusaha menyeret Biden dan sejumlah anggota kabinetnya termasuk menlu dan menhan ke pengadilan dengan dakwaan mendukung genosida di Gaza. Mungkin saja nantinya pengadilan di bawah tekanan lobi Zionis tidak akan merilis vonis dalam kasus ini yang memberatkan pejabat pemerintah, tapi demikian perilisan pengaduan seperti ini menunjukkan bahwa banyak warga Amerika yang marah atas pendekatan pemerintah mereka dalam berpartisipasi di kejahatan perang Zionis dan genosida rakyat Palestina.