Bintang Hollywood Mark Ruffalo banjir hujatan oleh pengikutnya sendiri setelah menuntut agar Twitter diatur secara ketat untuk mencegah penyebaran “misinformasi”. Rufallo juga menyerang Elon Musk, pemilik baru perusahaan, menuduhnya sebagai mercusuar bagi para rasis dan misoginis.
“Sebagai ‘public square’ di seluruh dunia, aplikasi ini harus diatur secara ketat untuk misinformasi dan spamming oleh kepentingan yang bermusuhan,” tulis Ruffalo dalam cuitan pada 1 Desember.
“Jika Elon tidak dapat melakukan itu terhadap perusahaannya, maka (perusahaan) ini harus dilihat sebagai utilitas publik di bawah pengawasan pemerintah. Sistem yang tidak diatur ini akan lebih mematikan,” tambah sang aktor.
Dalam cuitan kedua, dua hari kemudian, Ruffalo mengutip artikel NYT yang mengutip “peneliti” yang menuduh bahwa platform tersebut menghadapi peningkatan “ujaran kebencian” yang “belum pernah terjadi sebelumnya” di tengah upaya Musk untuk mencabut pembatasan. Artikel tersebut menuduh miliarder itu mengirim sinyal untuk rasis, misoginis dan homofobia di mana-mana.
Reaksi cepat segera berdatangan setelah cuitan ini, dengan pengguna mengecam Ruffalo karena kecenderungan otoriternya. Mereka memintanya untuk tetap di jalur sebagai aktor, bukan ilmuwan politik atau pakar hukum.
“Ini town square, Anda tidak dapat memfilter percakapan,” tulis satu orang. “Tidak ada yang lebih (buruk) dari pemerintah yang mengendalikan apa yang bisa dikatakan,” tambah yang lain. “Atur aku lebih keras, Ayah,” canda yang lain.
“Bayangkan menjadi seorang aktor yang meminta sensor…Sungguh pecundang,” gurau seseorang. “Lol, Tidak, permintaan Anda ditolak. Omong-omong menggunakan pemerintah untuk memburu musuh politik Anda adalah sangat fasis, ” kata yang lain. “Didefinisikan sebagai ‘informasi yang salah’,” komentar yang lain.