Benoît Huou, Profesor di Sekolah Ekonomi Toulouse (TSE) telah diskors setelah mengomentari situasi di wilayah yang diduduki Israel di kelas matematika.
Menurut Pars Today, pejabat Universitas Toulouse membuat keputusan ini setelah salah satu mahasiswanya mempublikasikan rekaman suara profesor matematika tersebut.
Baca juga: [KARIKATUR] – Barat Terus Kipasi Api Perang di Ukraina dan Berbohong Bahwa Iranlah yang Melakukannya
Dalam file audio ini, Benoît Huou mengkritik kebungkaman masyarakat Barat terhadap kejahatan rezim Zionis di Gaza dan mengatakan: “Saya belum pernah menyaksikan genosida seperti itu seumur hidup saya.”
Negara-negara Barat selalu menganggap diri mereka sebagai tempat lahirnya demokrasi dan kebebasan berekspresi, dan sementara itu, Prancis juga merupakan pembawa bendera dari klaim ini. Namun kejadian baru-baru ini, mulai dari penangkapan Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram hingga skorsing profesor universitas pro-Palestina ini, membuat klaim ini dipertanyakan.
Dalam file audio ini, profesor matematika tersebut menambahkan, “Saya belum pernah menyaksikan pembantaian dan genosida seperti ini selama 35 tahun hidup saya.”
Seraya menjelaskan bahwa situasi saat ini di wilayah pendudukan tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, profesor universitas ini menekankan, “Tidak ada, sama sekali tidak ada yang membenarkan pembantaian warga sipil yang terjadi sekarang di Gaza.”
Kini rencananya berkas profesor universitas ini akan diselidiki di departemen kejahatan terorganisir.
Beberapa bulan yang lalu, seorang profesor Universitas New York dipecat dari universitas tersebut setelah 20 tahun bekerja karena mendukung Palestina.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Israel melancarkan pembantaian besar-besaran baru di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas.
Menurut laporan terbaru, lebih dari 40.000 warga Palestina syahid dan lebih dari 94.000 lainnya terluka dalam serangan rezim Zionis di Gaza.
Baca juga: [KARIKATUR] – Lawatan Presiden Iran ke Bagdad Bawa Misi Pererat Hubungan Iran Irak
Struktur rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina, dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan dengan tujuan genosida terhadap rakyat Palestina dan perampasan seluruh tanah mereka.
Sejumlah negara, dipimpin oleh Republik Islam Iran, merupakan pendukung serius pembubaran rezim kolonial Israel dan kembalinya kaum Yahudi ke negara asalnya.