Menteri Keuangan Rusia menyatakan bahwa kebijakan jangka pendek Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Moskow memberikan dampak bumerang yang memengaruhi perekonomian mereka sendiri.
Moskow memasok sekitar 40 persen gas Uni Eropa yang dikonsumsi melalui jaringan pipa sebelum Perang Ukraina, tetapi sekarang ekspor telah turun sebesar 75 persen.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov hari Senin (24/4/2023) mengatakan bahwa sanksi yang bertujuan melumpuhkan ekonomi Rusia justru berdampak merusak perekonomian Barat.
“Pilihan Barat untuk menargetkan Moskow setelah beberapa putaran sanksi yang bertujuan melumpuhkan ekonomi Rusia telah berakhir,” kata Siluanov.
“Semua pembatasan ini mengalami penurunan terhadap Moskow, yang mengarah pada peningkatan biaya hidup, meningkatkan inflasi dan mengurangi standar kehidupan di negara-negara Barat,” tegasnya.
Menurut Menteri Keuangan Rusia, Moskow mengejar kebijakan independen terhadap sanksi Barat dan berusaha untuk meredam dampak pembatasan yang dikenakan pada negara itu ke tingkat terendah.
“Namun, pembatasan tersebut telah mengurangi kepercayaan global terhadap dolar AS dan Euro,” papar Menkeu Rusia.
Siluanov mencatat bahwa Rusia dan Cina akan menggunakan sekitar 70 persen dari transaksi ekonomi mereka dengan mata uang nasional yang akan terus berlanjut.