Seorang diplomat senior Rusia mengatakan bahwa pembicaraannya yang produktif dengan rekan-rekannya dari Iran dan China mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan bersama merupakan indikasi munculnya segitiga baru dalam diplomasi multilateral.
Perwakilan Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, membuat komentar tersebut dalam sebuah postingan di akun Twitternya pada hari Kamis.
“Bukankah ini terlihat seperti segitiga baru dalam diplomasi multilateral, China, Iran, dan Rusia?” Cuit diplomat top Rusia tersebut, menekankan bahwa format seperti itu dapat dengan mudah diperluas.
Ulyanov menambahkan bahwa banyak negara mendukung multilateralisme dan menentang unilateralisme.
Sejak penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada tahun 2018, disusul dengan sanksi yang ditujukan untuk menghancurkan ekonomi Iran, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menggarisbawahi perlunya terus maju dengan upaya untuk menetralkan sanksi dan melawan unilateralisme AS.
Di bawah strategi itu, Iran telah mencoba mengadopsi kebijakan ekonomi berorientasi Timur, memperluas hubungannya dengan negara-negara tetangga dan negara-negara Asia lainnya, dan berjuang untuk menjadi mandiri di bidang-bidang utama.